Artikel ini diterjemahkan ke dalam
Full Description
- Hadits-Hadits Pilihan Seputar Agama Dan Akhlak
- Muqodimah Penulis
- Hadits-Hadits Pilihan Seputar Agama Dan Akhlak
- Hadits Pertama
- Keutamaan Ilmu
- Hadits Kedua
- Keutamaan Ilmu dan Wara'
- Hadits Ketiga
- Keutamaan Amal Jariyah
- Hadits Keempat
- Keutamaan duduk dihadapan para Ulama dan orang yang berilmu
- Hadits Kelima
- Hadits Keenam
- Hak-hak Sesama Yang Harus Dijaga
- Hadits Ketujuh
- Tanda-tanda terjadinya fitnah
- Hadits Kedelapan
- Keutaman mengajak pada petunjuk serta ancaman bagi orang yang menyeru pada kesesatan
- Hadits Kesembilan
- Kehormatan Seorang Muslim
- Hadits Kesepuluh
- Tujuh golongan yang mendapat naungan Allah pada hari kiamat
- Hadits Kesebelas
- Ancaman bagi orang yang berbuat dhalim
- Hadits Kedua belas
- Iri yang terpuji
- Hadits Ketiga Belas
- Generasi terbaik umat ini dan yang jelek sesudahnya
- Hadits Keempat Belas
- Tanda dan ciri penduduk surga dan neraka
- Hadits Kelima Belas
- Anjuran untuk merasa puas dan menjaga kehormatan
- Hadits keenam Belas
- Anjuran berba'iat kepada Rasulallah ﷺ
- Hadits Ketujuh Belas
- Sunahnya meminta Izin
- Hadits Kedelapan Belas
- Keutamaan menjaga hak-hak Tetangga
- Hadits Kesembilan Belas
- Indah dalam berinteraksi dan menghukumi
- Hadits Kedua Puluh
- Keutamaan Bercocok Tanam
- Hadits Kedua Puluh Satu
- keutamaan wara' dan zuhud
- Hadits Kedua Puluh Dua
- Keutamaan Lemah Lembut Dan Cela Bagi Pemarah
- Hadits Kedua Puluh Tiga
- Budi Pekerti Yang Luhur
- Hadits Kedua Puluh Empat
- Keutamaan Berinfak Dengan Harta Yang Paling Istimewa
- Hadits Kedua Puluh Lima
- Keutamaan Memiliki Sifat Qon'aah
- Hadits Kedua Puluh Enam
- Haram Boros Dengan Air, Bersumpah Palsu, Ba'iat Untuk Pemimpin Untuk Tujuan Dunia
- Hadits Kedua Puluh Tujuh
- Anjuran Untuk Segera Menikah
- Hadits Kedua Puluh Delapan
- Wanita Idaman
- Hadits Kedua Puluh Sembilan
- Amalan yang paling dicintai oleh Allah
- Hadits Ketiga Puluh
- Anjuran Untuk Bersikap Adil Terhadap Anak-anak
- Hadits Ketiga Puluh Satu
- Permisalan Teman Yang Baik Dan Teman Yang Buruk
- Hadits Ketiga Puluh Dua
- Adab Bermajelis
- Hadits Ketiga Puluh Tiga
- Dosa Besar Bagi Orang Yang Bangga Dengan Perbuatan Maksiat
- Hadits Ketiga Puluh Empat
- Keutamaan Membaca Al-Qur'an
- Hadits Ketiga Puluh Lima
- Anjuran Untuk Berusaha Dan Bekerja
- Hadits Ketiga Puluh Enam
- Larangan Berlebihan Dalam Mencari Dunia
- Hadits Ketiga Puluh Tujuh
- Hadits Ketiga Puluh Delapan
- Hati-hati Dari Sifat Munafik
- Hadits Ketiga Puluh Sembilan
- Keutamaan Jihad Dijalan Allah
- Hadits Keempat Puluh
- Keutamaan Menempuh Jalan-jalan Kebaikan Dan Agungnya Kenikmatan Surga
Hadits-Hadits Pilihan Seputar Agama Dan Akhlak
Muqodimah Penulis
Hadits-Hadits Pilihan Seputar Agama Dan Akhlak
Segala puji hanya untuk Allah pemilik langit dan bumi beserta isinya,kemudian tak lupa shalawat serta salam atas hamba sekaligus RasulNya, Muhammad manusia yang terpilih, juga kepada para sahabat beliau yang bening hatinya. Amma ba'du:
Sungguh dengan penuh kebahagian dan rasa cinta yang mendalam, saya persembahkan hadiah yang lezat ini, sebuah hadiah yang di petik dari sebuah taman yang dimiliki oleh seorang yang menyandang gelar manusia terbaik di muka bumi ini, dan taman itu adalah sebaik-baik taman, paling mulia serta suci, saya persembahkan untuk anda dalam keadaan sudah siap saji, yang manis rasanya.
Saya persembahkan hadiah ini untuk anak-anak saya para penuntut ilmu yang memiliki semangat menggelora untuk bisa memetik buah-buahan dari kebun yang memiliki keistimewaan dan kemuliaan tersebut, sungguh saya berikan hadiah ini tidak lain hanya karena rindu dan keinginan yang besar untuk bisa ikut andil dan berperan dalam pembenahan umat, dan saya memohon kepada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Mampu, Maha Mendengar lagi Maha Melihat agar menjadikan usaha ini sebagai hadiah yang di terima di sisiNya, dicatat sebagai amal sholeh yang ikhlas hanya mengharap pahala-Nya serta bisa bermanfa'at bagi umat, Aamiin…
Orang yang selalu mengharap ampunan Robbnya
Muhammad bin Ali al-Jum’ah
Pengantar
Syaikh Abdul Aziz bin Baz Wakil Rektor Universitas Islam Madinah
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat serta salam kepada utusan Allah, kepada keluarga beliau dan para sahabatnya serta orang-orang yang berjalan di atas petunjuknya. Amma Ba'du:
Sungguh aku telah menyempatkan diri untuk membaca risalah ini yang di tulis oleh saudara kita yang mulia As-Syaikh Muhammad bin Ali al-Jumaah, dia adalah kepala sekolah di sebuah sekolah salafiyyah di Jaros, di dalam risalahnya ini yang terkumpul hadist-hadist mulia, isinya sangat padat dan sarat dengan faedah, nasehat serta bimbingan, dengan gaya bahasa yang lembut dan sangat berharga.
Maka saya anjurkan kepada para penuntut ilmu agar memiliki perhatian dengannya kemudian menghafalnya. Karena menurut saya di dalamnya banyak terkandung masalah hukum syar'i, adab yang harus di jaga, berbagai macam hukum, budi pekerti, akhlak yang terpuji, serta peringatan-peringatan yang berharga.
Semoga Allah membalas penulis dengan balasan yang baik, dan memberkahi usahanya ini, serta memberi manfaat dengan risalahnya ini, dan selalu meluruskan niat dan amal ibadah kita, penulis serta seluruh kaum muslimin. Sesungguhnya Allah Maha Memberi lagi Maha Pemurah, Segala puji hanya milik Allah pengatur semesta alam ini. Shalawat dan salam atas hamba dan utusanNya, Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.
Diimla oleh hamba yang selalu mengharap ampunan Rabbnya
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Wakil Rektor Universitas Islam Madinah
Hadits Pertama
Keutamaan Ilmu
عن معاوية t قال: قال رسول الله ﷺ: «من يرد الله به خيرًا يُفَقِّهْهُ في الدين». [رواه البخاري ومسلم وأبو يعلى وزاد فيه: «ومن لم يُفَقِّهْهُ لم يبالِ به»].
Diriwayatkan dari sahabat Mu'awiyah semoga Allah meridhoinya, dia berkata: 'Telah bersabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam: "Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah akan memahamkan baginya urusan agama".[1] HR Bukhori, Muslim, Abu Ya'la dan dalam riwayat beliau ada tambahan: "Dan barangsiapa yang tidak di beri pemahaman dalam urusan agama maka dia tidak akan mempedulikannya".[2]
Hadits Kedua
Keutamaan Ilmu dan Wara'
عن حذيفة بن اليمان t قال: قال رسول الله ﷺ: «فضل العلم خير من فضل العبادة, وخير دينكم الورع» [رواه الطبراني في الأوسط, والبزار بإسناد حسن].
Dari Hudzaifah bin Yaman semoga Allah meridhoinya, dia berkata: 'Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Keutamaan (para pemilik) ilmu lebih baik dari pada keutamaan (ahli) ibadah, dan sebaik-baik jalan hidup kalian adalah wara'." [3] HR ath-Thabarani di dalam kitabnya al Ausath, dan al-Bazzar dengan sanad yang shahih.
Hadits Ketiga
Keutamaan Amal Jariyah
عن أبي هريرة t قال: قال رسول الله ﷺ: » إذا مات المرء انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية, أو علم ينتفع به, أو ولد صالح يدعو له «. [رواه مسلم وغيره].
Dari Abu Hurairah semoga Allah meridhoinya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Apabila seorang hamba meninggalkan dunia maka seluruh amalannya terputus kecuali tiga perkara, amal jariyahnya, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang (selalu) berdo'a untuknya".[4] HR Muslim dan selainnya.
Hadits Keempat
Keutamaan duduk dihadapan para Ulama dan orang yang berilmu
عن ابن عباس – رضي الله عنهما - قال: قيل: يا رسول الله, أيُّ جلسائنا خيرٌ. قال: » من ذكَّركم الله رؤيته, وزاد في علمكم منطقه, ذكَّركم بالآخرة عملُه « [رواه أبو يعلى, ورواته رواة الصحيح إلا مبارك ابن حسَّان].
Dari Ibnu Abbas semoga Allah meridhoi keduanya, dia berkata: 'Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah di tanya; 'Ya Rasulallah, siapakah teman duduk yang paling baik? Beliau menjawab: "Orang yang ketika kamu melihatnya membuatmu teringat Allah [5], dan apabila kamu mendengar perkataannya akan membuatmu bersemangat untuk menambah amal kebaikan [6], dan orang yang amalannya membuatmu mengingat akhirat".[7] HR Abu Ya'la dan para perawinya semuanya shahih selain Mubarak bin Hasaan.
Hadits Kelima
Bahaya berdusta atas nama Rasulallah ﷺ
عن المغيرة بن شعبة t قال: سمعت رسول الله ﷺ يقول: «إنَّ كذبًا عليَّ ليس ككذبٍ على أحدٍ, فمن كذب عليَّ متعمِّدًا فليتبوأ مقعده من النار».[رواه البخاري ومسلم].
Dari Mughirah bin Syu'bah semoga Allah meridhainya, dia berkata: 'Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Sesungguhnya berdusta atas namaku tidak sama dengan berdusta atas siapapun selainku. Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja [8] maka silahkan untuk mengambil tempat duduknya di neraka".[9] HR Bukkhari dan Muslim.
Hadits Keenam
Hak-hak Sesama Yang Harus Dijaga
عن ابن عباس – رضي الله عنها – عن رسول الله ﷺ قال: «ليس منَّا من لم يوقِّر الكبير, ويرحم الصغير, ويأمر بالمعروف وينهى عن المنكر». [رواه أحمد والترمذي وابن حبان في صحيحه].
Dari Ibnu Abbas semoga Allah meridhai keduanya, dari Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau berkata: "Bukan termasuk dari kami [10] orang yang tidak menghormati yang lebih tua [11], dan tidak menyayangi yang lebih kecil [12], serta orang yang tidak memerintah pada kebaikan dan mencegah perbuatan munkar". HR Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Hibban dalam shahihnya.
Hadits Ketujuh
Tanda-tanda terjadinya fitnah
عن ابن مسعود t أنه قال: (كيف بكم إذا لبستكم فتنة يربو فيها الصغير, ويهرم فيها الكبير, وتُتَّخذ سنَّة فإن غُيِّرَتْ يومًا. قيل: هذا منكرٌ). قيل: ومتى ذلك. قال: (إذا قلَّتْ أمناؤكم, وكثرتْ قرَّاؤكم, وقلت فقهاؤكم , وكثرت أمراؤكم, وتُفَقَّهُ لغير الدين والتُمستْ أعمالُ الدنيا بعمل الآخرة). [رواه عبد الرزاق في كتابه موقوفًا].
Dari Abdullah bin Mas'ud semoga Allah meridhoinya, bahwa dia pernah berkata: "Apa yang akan kalian lakukan bila kalian dikelilingi oleh fitnah[13] yang tumbuh subur [14], yang mengena pada anak kecil juga orang tua [15]. Mereka mengambil sebuah metode [16] yang jika suatu ketika ada yang merubahnya mereka langsung mengingkari dan mengatakan; 'Ini adalah perbuatan mungkar' [17]. Lalu ada orang bertanya kepada beliau; 'Kapan itu terjadi? Beliau menjawab: "Yaitu apabila telah sedikit orang yang bersyukur, sangat banyak Qori' (orang yang pandai membaca al-Qur'an) [18], namun sangat sedikit para ulamanya [19], dan banyak para pemimpinnya [20], ilmu agama dipelajari bukan untuk menegakkan agama [21], dan amalan dunia dicari dengan amalan akhirat".[22] Di riwayatkan oleh Abdurazzak dalam kitabnya secara mauquf.
Hadits Kedelapan
Keutaman mengajak pada petunjuk serta ancaman bagi orang yang menyeru pada kesesatan
عن أبي هريرة t أن رسول الله ﷺ قال: «من دعى إلى هدى كان له من الأجر مثل أجور من تبعه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئًا, ومن دعى إلى ضلالة كان عليه من الإثم مثل آثام من تبعه لا ينقص ذلك من آثامهم شيئًا». [رواه مسلم وغيره].
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk [23] maka baginya pahala [24] seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun, dan barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan [25] maka dia juga akan mendapatkan dosa [26] seperti dosa orang-orang yang mengikutnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun". HR Muslim dan selainnya.
Hadits Kesembilan
Kehormatan Seorang Muslim
عن عبد الله بن مسعود t قال: قال رسول الله ﷺ: «سباب المؤمن فسوق وقتاله كفر». رواه مسلم .
Dari Abdullah bin Mas'ud semoga Allah meridhainya, dia berkata: 'Telah bersabda Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam: "Mencela [27] seorang mukmin adalah perbuatan fasik [28] dan membunuh seorang mukmin adalah sebuah tindakan kekufuran".[29] HR Mualim.
Hadits Kesepuluh
Tujuh golongan yang mendapat naungan Allah pada hari kiamat
عن أبي هريرة t عن النبي ﷺ قال: «سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظلَّ إلى ظله, إمام عادل, وشاب نشأ في عبادة الله, ورجل قلبه معلق بالمساجد, ورجلان تحابَّا في الله, اجتمعا عليه وتفرقا عليه, ورجل دعته امرأة ذات منصب وجمال فقال: إني أخاف الله رب العالمين, ورجل تصدَّق بصدقة فأخفاها حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه, ورجل ذكر الله خاليًا ففاضت عيناه». رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Ada tujuh golongan yang akan di naungi Allah [30] pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naunganNya, pemimpin yang adil [31], seorang pemuda yang tumbuh [32] dalam ketaatan kepada Allah, seorang laki-laki yang hatinya selalu terikat dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah, laki-laki yang di goda oleh seorang perempuan yang cantik jelita dan memiliki kedudukan [33], namun dia mengatakan: 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah Rabb semesta alam, seorang laki-laki yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sampai tangan kirinya sendiri tidak mengetahui apa yang di sedekahkan oleh tangan kananya, dan seorang yang ketika sendirian ingat kepada Allah lalu meneteskan air mata [34] karena takut kepadaNya". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kesebelas
Ancaman bagi orang yang berbuat dhalim
عن أبي موسى الأشعري t قال: قال رسول الله ﷺ: «إن الله ليملي للظالم حتى إذا أخذه لم يفلته, ثم قرأ: } وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ { .[هود: 102]». رواه البخاري ومسلم.
Dari abu Musa al-Asy'ari semoga Allah meridhainya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Sesungguhnya Allah bosan terhadap orang yang suka berbuat aniaya [35] maka ketika Allah menurunkan adzab, Allah tidak peduli lagi padanya". Kemudian Rasulallah membaca ayat:
قال الله تعالى: } وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ { .[هود: 102] .
"Dan begitulah azab Rabbmu, apabila Dia telah mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras". (QS Huud: 102). HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua belas
Iri yang terpuji
عن ابن مسعود t عن النبي ﷺ قال: «لا حسد إلى في اثنتين: رجلٌ آتاه الله مالاً فسلَّطه على هلكته في الحقِّ, ورجل آتاه الله حكمةً فهو يقضي بها, ويعلمها الناس». رواه البخاريومسلم.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud semoga Allah meridhainya, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Tidak boleh hasad [36] kecuali pada dua perkara; yaitu seseorang yang telah Allah karuniakan padanya nikmat harta yang melimpah kemudian harta itu ia gunakan dan habiskan untuk kebaikan, dan seseorang yang Allah berikan ilmu padanya, lalu ia amalkan dan dia gunakan untuk mengajari manusia". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Ketiga Belas
Generasi terbaik umat ini dan yang jelek sesudahnya
عن عمران بن حُصَيْن t عن النبي ﷺ قال: «خيركم قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ثم يكون بعدهم قومٌ يشهدون ولا يستشهدون, ويخونون ولا يؤتمنون, وينذرون ولا يوفون, ويظهر فيهم السِّمن» [رواه البخاري ومسلم].
Diriwayatkan dari sahabat Imran bin Husain semoga Allah meridhainya, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Sebaik-baik umat adalah generasiku [37], kemudian setelah mereka, sesudah mereka, kemudian akan datang setelah mereka generasi yang suka memberi persaksian namun tidak layak diminta menjadi saksi, suka berkhianat dan tidak biasa dipercaya, senang berjanji namun tidak mereka penuhi, sampai mereka menjadi gemuk".[38] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Keempat Belas
Tanda dan ciri penduduk surga dan neraka
عن حارثة بن وهب t قال: سمعت رسول الله ﷺ يقول: «ألا أخبركم بأهل الجنة, كلُّ ضعيف متظعِّن لو أقسم على الله لأبره. ألا أخبركم بأهل النار, كل عتلٍ جوَّاظ متكبِّره» [ رواه البخاري ومسلم ]
Dari Haristah bin Wahb semoga Allah meridhainya, dia berkata: 'Aku mendengar Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Maukah kalian aku beritahu tentang penduguk surga? Mereka adalah orang yang miskin dan lemah tetapi apabila dia bersumpah atas nama Allah pasti akan dikabulkan, dan maukah kalian aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka adalah orang yang keras kepala dan sombong".[39] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kelima Belas
Anjuran untuk merasa puas dan menjaga kehormatan
عن أبي هريرة t قال: قال رسول الله ﷺ: «انظروا إلى من هو أسفل منكم, ولا تنظروا إلى من هو فوقكم فهو أجدر, ألا تزدروا نعمة الله عليكم» [ البخاري ومسلم ]
Dari Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, dia berkata: 'Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Lihatlah pada orang yang berada di bawah kalian dan jangan lah melihat orang yang berada di atas kalian. (karena) sesungguhnya hal itu lebih membuat kalian tenang,[40] dan tidak merasa kurang dari nikmat yang Allah berikan". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits keenam Belas
Anjuran berba'iat kepada Rasulallah ﷺ
عن عبادة بن الصامت t قال: (( بايعنا رسول الله ﷺ على السمع والطاعة في العُسر واليسر والمنشط والمكرهِ وعلى أثرةٍ علينا, وأن لا ننازع الأمر أهلَه إلا أن تروا كفرًا بواحًا, عندكم من الله فيه برهان, وعلى أن نقول بالحقِّ أينما كنَّا, لا نخاف في الله لومة لائم)) [رواه البخاري ومسلم]
Dari Ubadah bin Shamit semoga Allah meridhainya, dia berkata: "Dulu kami berba'iat kepada Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam untuk selalu patuh, dalam keadaan duka [41] maupun suka [42], dalam keadaan lapang [43] maupun sempit [44], untuk saling mendahulukan diantara kami [45], untuk tidak membrontak [46] pada pemimpin kecuali telah jelas dan nampak bahwa dia melakukan kekufuran yang nyata [47] yang mana kamu memiliki bukti [48] dihadapan Allah, dan agar kami selalu berkata dengan benar dimana pun kami berada, dan agar kami tidak merasa takut kepada celaan orang yang mencela karena menegakkan agama Allah".[49] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Ketujuh Belas
Sunahnya meminta Izin
عن أبي موسى الأشعريِّ t قال: قال رسول الله ﷺ: «الاستئذان ثلاثٌ فإن أُذِن لك وإلا فارجع» [ رواه البخاري ومسلم ].
Dari Abu Musa al-As'ari semoga Allah meridhainya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "(Adab) meminta izin itu ada tiga kali [50], apabila diizinkan (maka) masuklah, namun bila tidak maka kembalilah". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedelapan Belas
Keutamaan menjaga hak-hak Tetangga
عن أبي هريرة t أن النبي ﷺ قال: «والله لا يؤمن, والله لا يؤمن, والله لا يؤمن». قيل: من يا رسول الله. قال: «الذي لا يأمن جاره بوائقه » [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, bahwasanya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Demi Allah, tidaklah dia dikatakan beriman, sebanyak tiga kali. Maka di katakan pada beliau: 'Ya Rasulallah, siapakah orangnya? Beliau berkata: "Seseorang yang tetangganya merasa tidak aman dari kejelekannya".[51] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kesembilan Belas
Indah dalam berinteraksi dan menghukumi
عن أبي هريرة t أن رسول الله ﷺ قال: «مَطْلُ الغنيِّ ظلم, وإذا أُتْبِعَ أحدكم على مليءٍ فليَتْبَعْ» [رواه البخاري ومسلم]
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Menunda-nunda membanyar hutang dalam keadaan mampu [52] adalah sebuah kedhaliman, dan apabila ada hutang salah seorang diantara kalian di alihkan [53] pada orang lain[54], maka hendaknya dia mengikuti (permintaannya)".[55] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua Puluh
Keutamaan Bercocok Tanam
عن أنس بن مالك t أن رسول الله ﷺ قال: «ما من مسلم يغرس غرسًا أو يزرع زرعًا, فيأكل منه طيرٌ أو دابَّة أو إنسان إلا كان له به صدقة » [رواه البخاري ومسلم].
Dari sahabat Anas bin Malik semoga Allah meridhainya, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Tidaklah seorang mukmin bercocok tanam atau menanam pohon, kemudian ada burung yang memakan tanamannya tersebut, atau hewan atau manusia, melainkan baginya dihitung sebagai sedekah".[56] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua Puluh Satu
keutamaan wara' dan zuhud
عن أبي هريرة t عن النبي ﷺ قال: «اشترى رجل من رجل عقارًا, فوجد الذي اشترى العقار في عقاره جرَّة فيها ذهب, فقال الذي اشترى العقار: خذْ ذهبك أنا اشتريت منك الأرض ولم أشتر منك الذهب, وقال الذي له الأرض: إنما بعتك الأرض وما فيها فتحاكما إلى رجل, فقال الذي تحاكما إليه: ألكما ولدٌ, قال أحدهما: نعم. وقال الآخر: لي جارية, قال: أنكح الغلام الجارية وأنفقا على أنفسهما منه فانصرفا» [رواه البخاري ومسلم].
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau bercerita: "Ada seorang laki-laki yang membeli sebidang kebun[57] dari temannya, didalam tanah dari kebun yang dia beli tersebut, dia menemukan sebuah peti [58] berisi emas. Kemudian dia datang kepada temannya tadi lalu berkata padanya: 'Ambillah emasmu ini, aku hanya membeli tanahnya bukan emas'. Maka si penjual tanah menjawab: "Dan saya menjual tanah beserta apa yang ada di dalamnya'. Setelah itu mereka berdua pergi kepada seorang untuk menghakimi mereka. Lalu sang hakim berkata: 'Apakah kalian mempunyai anak? Berkata salah satu dari mereka berdua: 'Ia. Yang satunya menimpali:'Aku memiliki anak perempuan'. Maka sang hakim berkata: 'Nikahkan lah anak kalian berdua kemudian infaqkan harta itu pada mereka'.[59] Lantas keduanya pun pergi". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua Puluh Dua
Keutamaan Lemah Lembut Dan Cela Bagi Pemarah
عن أبي هريرة t أن رسول الله ﷺ قال: «ليس الشديد بالصرعة, إنما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضبِ» [ رواه البخاري ومسلم ]
Dari Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukanlah orang yang kuat, orang yang selalu menang gulat [60], akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan dirinya ketika marah". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua Puluh Tiga
Budi Pekerti Yang Luhur
عن عبد الله بن عمرو بن العاص – رضي الله عنهما – قال: لم يكن رسول الله ﷺ فاحشًا ولا متفحشًا كان يقول: « إن من خياركم أحسنكم أخلاقًا » [ رواه البخاري ومسلم ].
Dari Abdillah bin 'Amr bin al-'Ash semoga Allah meridhai keduanya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bukanlah orang yang suka berkata keji [61] tidak pula dalam perbuatannya. Dan adalah beliau bersabda: "Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik [62] budi pekertinya". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua Puluh Empat
Keutamaan Berinfak Dengan Harta Yang Paling Istimewa
عن أبي أمامة t قال: قال رسول الله ﷺ: «يا بن آدم إنك إن تبذل الفضل خير لك, وإن تمسكه شرٌ لك, ولا تلام على كفاف, وابدأ بمن تعول , واليد العليا خير من اليد السفلى» [رواه البخاري ومسلم].
Dari Abu Umamah semoga Allah meridhainya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai anak Adam, sesungguhnya apabila kamu mengeluarkan kelebihan hartamu [63], maka itu adalah baik, dan bila kalian pelit dengannya maka itu merupakan kejelekan, dan jangan kalian menghardik orang yang meminta-minta[64], mulailah memberi pada orang yang berada dibawah tanggunganmu[65]. Tangan di atas [66] itu lebih baik dari pada tangan yang di bawah".[67] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua Puluh Lima
Keutamaan Memiliki Sifat Qon'aah
عن أبي هريرة t عن النبي ﷺ قال: «ليس الغني عن كثرة العرض ولكن الغنى غنى النفسِ» [رواه البخاري ومسلم].
Dari Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Orang yang kaya bukanah yang memiliki banyak harta [68], akan tetapi orang yang kaya ialah yang kaya hati".[69] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua Puluh Enam
Haram Boros Dengan Air, Bersumpah Palsu, Ba'iat Untuk Pemimpin Untuk Tujuan Dunia
عن أبي هريرة t قال: قال رسول الله ﷺ: «ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة, ولا ينظر إليهم, ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم, رجل على فضل ماء بالفلاة يمنعه من ابن السبيل, ورجل بايع رجلاً بسلعة بعد العصر فحلف بالله لأخذها بكذا وكذا فصدَّقه وهو على غير ذلك, ورجل بايع إمامًا لا يبايعه إلا للدنيا فإن أعطاه منها وفِّى وإن لم يعطه منها لم يف» [رواه البخاري ومسلم].
Dari Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada tiga golongan yang tidak diajak bicara oleh Allah kelak pada hari kiamat, tidak memandang mereka, tidak mensucikan mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih. Yaitu seseorang yang memiliki kelebihan air dikebunnya [70], namun ia mencegah musafir untuk ikut mengambilnya, dan seseorang yang menjual [71] barang setelah ashar, lalu dia bersumpah akan mengambilkan barangnya dengan ini dan itu, kemudian pembeli percaya, sedangkan dia berdusta. Dan seseorang yang berjanji setia [72] kepada pemimpinya untuk tujuan dunia, bila diuntungkan maka dia setia,[73] jika tidak maka dia ingkar". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua Puluh Tujuh
Anjuran Untuk Segera Menikah
عن ابن مسعود t قال: قال رسول الله ﷺ: «يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج, فإنه أغض للبصر, وأحصن للفرج, ومن لم يستطع فعليه بالصيام, فإنه له وجاء » [ رواه البخاري ومسلم ]
Dari Ibnu Mas'ud semoga Allah meridhainya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai para pemuda, barangsiapa telah mampu [74] menikah maka menikahlah, sesungguhnya hal itu bisa menundukkan pandangan [75] dan memelihara kemaluan [76], jika belum mampu hendaknya dia berpuasa, karena bisa sebagai tameng"[77]. HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua Puluh Delapan
Wanita Idaman
عن أبي هريرة t أن رسول الله ﷺ قال: «تنكح المرأة لأربع: لمالها, ولحسبها, ولجمالها, ولدينها فاظفر بذات الدين تربت يداك» [ رواه البخاري ومسلم ]
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wanita itu dinikahi karena empat perkara, karena kecantikannya, nasabnya, hartanya, dan karena agamanya, maka pilihlah yang baik agamanya, dengan itu kamu akan beruntung".[78] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Kedua Puluh Sembilan
Amalan yang paling dicintai oleh Allah
عن ابن مسعود t قال: سألت رسول الله ﷺ أيُّ العمل أحبُّ إلى الله. قال: «الصلاة على وقتها». قلت: ثم أيٌّ. قال: «بر الوالدين». قلت: ثم أي. قال: «الجهاد في سبيل الله» [رواه البخاري ومسلم].
Dari Ibnu Mas'ud semoga Allah meridhainya, dia berkata: "Saya pernah bertanya kepada Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam, amalan apakah yang paling di cintai oleh Allah? Maka beliau bersabda: "Shalat tepat waktu", kemudian apa lagi? Tanya saya. Beliau menjawab: "Berbakti kepada kedua orang tua". Terus apa lagi? Tanya saya sekali lagi. Beliau berkata: "Jihad di jalan Allah".[79] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Ketiga Puluh
Anjuran Untuk Bersikap Adil Terhadap Anak-anak
عن النعمان بن بشير – رضي الله عنهما – أن أباه أتى به رسول الله ﷺ فقال: إنِّي نحلْت ابني هذا غلامًا كان لي, فقال رسول الله ﷺ: «أفعلت هذا بأولادك كلِّهم» قال: لا. قال: «اتقوا الله, واعدلوا في أولادكم» فرجع أبي فردَّ تلك الصدقة ) [رواه البخاري ومسلم].
Dari Nu'man bin Basyir semoga Allah meridhai keduanya, bahwa bapaknya pernah datang kepada Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam, lalu berkata: "Sesungguhnya saya telah memberi hadiah [80] pada anakku ini. Rasulallah bertanya padanya: "Apakah kamu juga memberikan pada semua anakmu? Tidak, jawab ayahku. Maka Rasulallah bersabda: "Takutlah kamu kepada Allah, berbuat adillah [81] pada semua anakmu". Kemudian ayahku pulang dan mengembalikan hadiahnya'. HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Ketiga Puluh Satu
Permisalan Teman Yang Baik Dan Teman Yang Buruk
عن أبي موسي الأشعري t أن النبي ﷺ قال: «إنما مثل الجليس الصالح وجليس السُّوء كحامل المسك ونافخ الكير, فحامل المسك إما أن يحذيك وإما أن تبتاع منه وإما أن تجد منه ريحًا طيبة, ونافخ الكير إما أن يحرق ثيابك وإما أن تجد منه ريحًا منتنة» [رواه البخاري ومسلم].
Dari Abu Musa al-As'ari semoga Allah meridhainya, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti panjual minyak wangi dan pandai besi, adapun penjual minyak wangi mungkin saja dia akan memberimu hadiah [82](minyak wanginya) kalau pun tidak kamu bisa membelinya[83], jika tidak maka kamu akan mendapatkan darinya aroma wanginya. Adapun pandai besi bisa jadi bajumu akan terbakar olehnya, bila tidak kamu akan mendapati bau yang tidak sedap".[84] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Ketiga Puluh Dua
Adab Bermajelis
عن عبد الله بن عمر بن الخطاب – رضي الله عنهما – قال: قال رسول الله ﷺ: «لا يقيمنَّ أحدكم الرجل من مجلسه ثم يجلس فيه» [ رواه البخاري ومسلم ].
Dari Abdullah bin Umar semoga Allah meridhai keduanya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah salah seorang di antara kalian menyuruh orang lain bangun dari tempat duduknya lalu dia menempati[85] tempatnya". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Ketiga Puluh Tiga
Dosa Besar Bagi Orang Yang Bangga Dengan Perbuatan Maksiat
عن أبي هريرة t قال: سمعت رسول الله ﷺ يقول: «كل أمتي معافى إلا المجاهرين, وإنَّ من المجاهرة: أن يعمل الرجل بالليل عملاً ثم يصبحُ وقد ستره الله فيقول: يا فلان عملت البارحة كذا وكذا, وقد بات يستره ربه, ويصبحُ يكشف ستر الله عنه» [رواه البخاري ومسلم].
Dari Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, dia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulallah Shalalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semua umatku di ampuni kecuali orang-orang yang bangga atas dosanya, dan diantara bentuk membanggakan dosa adalah; seseorang yang melakukan perbuatan dosa diwaktu malam lalu di pagi harinya, dan Allah telah menutupinya, dia berkata: 'Ya fulan, saya semalam melakukan ini dan itu. Malam harinya dalam keadaan Allah ditutupi dosanya namun pada pagi harinya dia sendiri yang membuka aibnya".[86] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Ketiga Puluh Empat
Keutamaan Membaca Al-Qur'an
عن ابن عمر – رضي الله عنهما – أن رسول الله ﷺ قال: «إنما مثل صاحب القرآن كمثل الإبل المعقَّلة , وإن عاهد عليها أمسكها, وإن أطلقها ذهبت» [ رواه البخاري ومسلم ].
Dari Ibnu Umar semoga Allah meridhai keduanya, bahwa Rasulallah Shalalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "sesungguhnya perumpamaan orang yang menghafal al-Qur'an seperti orang yang memelihara onta yang terikat,[87] apabila dia mengikatnya, maka akan terjaga, namun bila dia membiarkannya, maka dia akan hilang". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Ketiga Puluh Lima
Anjuran Untuk Berusaha Dan Bekerja
عن المقدام بن معد يكرب t أن النبي ﷺ قال: «ما أكل أحدٌ طعامًا قطُّ خيرًا من أن يأكل من عمل يده وإن نبي الله داود u كان يأكل من عمل يده » [ رواه البخاري ومسلم ].
Dari al-Miqdaam bin Ma'ad Yakrub semoga Allah meridhainya, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seseorang itu lebih baik [88] memakan dari hasil usahanya sendiri, sesungguhnya dahulu Nabi Dawud 'Alaihi sallam memakan dari hasil jerih payahnya".[89] HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Ketiga Puluh Enam
Larangan Berlebihan Dalam Mencari Dunia
عن أبي هريرة t أن رسول الله ﷺ قال: «يأتي على الناس زمان لا يبالي المرء ما أخذ, من الحلال أم من الحرام» [رواه البخاري ومسلم].
Dari Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, dia berkata: "Bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Akan datang suatu masa dimana seseorang tidak lagi peduli [90] dari mana dia mendapatkan harta, apakah dari yang halal atau yang haram". HR Bukhari dan Muslim.
Hadits Ketiga Puluh Tujuh
Haramnya Jual Beli Dengan Menyembunyikan Cacat Pada Barang
عن أبي سباع t قال: اشتريت ناقة من دار واثلة بن الأسقع, فلما خرجت بها أدركني يجرُّ إزاره. فقال: اشتريتَ. قلتُ: نعم. قال: أبين لك ما فيها. قلتُ: وما فيها. قال: إنها لسمينة ظاهرة الصحة. قال: أردتَ بها سفرًا أو أردتَ بها لحمًا. قلتُ: أردتُ بها الحجَّ. قال: فارتجِعْهَا. فقال صاحبها: ما أردتَ إلى هذا – أصلحك الله – إلا تُفْسد عليَّ. قال إني سمعتُ رسول الله ﷺ يقول: «لا يحل لأحد بيع شيء إلا بيَّن ما فيه, ولا يحل لمن علم ذلك إلا بينه» [رواه الحاكم, وقال صحيح الإسناد].
Dari Abu Siba' semoga Allah meridhainya, dia bercerita: "Aku pernah membeli seekor unta betina dari rumahnya Watsilah bin al-Asqa', maka tatkala keluar, aku melihatnya dia sedang menarik izarnya. Ia lalu bertanya: 'Kamu membelinya? Ia, jawabku. Maukah aku jelaskan keadaannya?[91] Katanya lagi, apanya? Jawabku. Dia berkata: 'Sungguh onta ini gemuk lagi sehat tidak terlihat sakit. Akan kamu jadikan sebagai tunggangan atau akan kamu sembelih? Mau aku gunakan untuk pergi haji, jawabku. Dia berkata: 'Gunakanlah ia seperti yang kamu mau'.[92] Kemudian pemiliknya menimpali: 'Tidakkah engkau menginginkan itu –semoga Allah menolongmu- kecuali nanti pasti akan rusak. Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak boleh bagi seseorang menjual sesuatu melainkan dia harus menjelaskan barangnya (ada yang cacat atau tidak), dan tidak boleh bagi orang yang mengetahui barangnya (ada yang cacat) melainkan harus dijelaskan". HR al-Hakim, beliau berkata Sanadnya shahih.
Hadits Ketiga Puluh Delapan
Hati-hati Dari Sifat Munafik
عن عمران بن حصين t قال: قال رسول الله ﷺ : «إنَّ أخوف ما أخاف عليكم كلَّ منافق عليم اللسان» [ رواه الطبراني في الكبير, والبزار, ورواته محتج بهم في الصحيح, ورواه أحمد من حديث عمر بن الخطاب ].
Dari Imran bin Husain semoga Allah meridhainya, dia berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah orang munafiq [93] yang pandai bersilat lidah". HR ath-Thabarani dalam kitabnya al-kabiir, dan Bazzar dan para perawinya perawi Shahih, dan diriwayatkan oleh Ahmad dari jalan Umar bin al Khathaab.
Hadits Ketiga Puluh Sembilan
Keutamaan Jihad Dijalan Allah
عن أبي هريرة t قال: سمعت رسول الله ﷺ يقول: «مثل المجاهد في سبيل الله – والله أعلم بمن يجاهد في سبيله – كمثل الصائم القائم وتوكَّل الله للمجاهد في سبيله إنْ توفاه أن يدخله الجنة أو يرجعه سالمًا مع أجرٍ أو غنيمة» [ رواه البخاري ].
Dari Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, dia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Permisalan orang yang jihad di jalan Allah -dan wallau 'alam siapa yang tulus berjihad di jalanNya- seperti pahalanya orang yang puasa dan sholat malam, dan Allah menjamin [94] bagi orang yang berjihad di jalanNya, yaitu bila dia terbunuh maka Allah akan menjaminya masuk surga atau Allah akan mengembalikannya kepada keluarganya dalam keadaan selamat dengan membawa pahala atau harta rampasan perang". HR Bukhari.
Hadits Keempat Puluh
Keutamaan Menempuh Jalan-jalan Kebaikan Dan Agungnya Kenikmatan Surga
عن سهل بن سعد الساعدي t أن رسول الله ﷺ قال: «رباط يومٍ في سبيل الله خير من الدنيا وما عليها, وموضع سوط أحدكم من الجنة خيرٌ من الدنيا وما عليها, والروحة يروحها العبد في سبيل الله, أو الغدوة خيرٌ من الدنيا وما عليها» [ رواه البخاري ].
Dari Sahl bin Sa'ad as-Sa'idi semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Melakukan Ribath [95] satu hari dijalan Allah itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Dan tempat menaruh pecut [96] salah seorang diantara dalam surga itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Dan perginya [97] seorang hamba untuk berjihad dijalan Allah pada waktu sore atau siang [98] hari juga lebih baik dari dunia dan seisinya". HR Bukhari.
DAFTAR ISI
1. Kata pengantar Penulis
2. Pengantar dari Syaikh Abdul Aziz bin Baz wakil Rektor Universitas Islam Madinah
3. Hadits pertama: Keutamaan ilmu
4. Hadits kedua: Keutamaan ilmu dan Wara'
5. Hadits ketiga: Amal jariyah yang pahalanya terus mengalir
6. Hadits keempat: Keutamaan bermajelis dengan para ulama
7. Hadits kelima: Ancaman bagi orang yang berdusta atas nama Rasulallah
8. Hadits keenam: Menjaga hak-hak sesama
9. Hadits ketujuh: Tanda-tanda terjadinya fitnah
10. Hadits kedelapan: Keutamaan menyeru kepada petunjuk dan ancaman bagi juru kesesatan
11. Hadits kesembilan: Agungnya kehormatan seorang muslim
12. Hadits kesepuluh: Tujuh golongan yang berada dibawah naungan Allah Azza wa jalla
13. Hadits kesebelas: Balasan bagi orang yang dhalim
14. Hadits kedua belas: Tentang iri yang terpuji
15. Hadits ketiga belas: Mengingat tiga generasi terbaik umat ini
16. Hadits keempat belas: Tanda-tanda penghuni surga dan neraka
17. Hadits kelima belas: Keutamaan qana'ah dan menjaga diri dari yang haram
18. Hadits keenam belas: Syari'at berbai'at
19. Hadits ketujuh belas: Disyari'atkannya meminta izin
20. Hadits kedelapan belas: Anjuran menjaga hak-hak tetannga
21. Hadits kesembilan belas: Indah dalam berinterkasi dan menghukumi
22. Hadits kedua puluh: Keutamaan bercocok tanam
23. Hadits kedua puluh satu: Keutamaan wara' dan zuhud
24. Hadits kedua puluh dua: keutamaan sifat lemah lembut dan celaan bagi pemarah
25. Hadits kedua puluh tiga: Budi pekerti yang baik
26. Hadits kedua puluh empat: Keutamaan berinfak dari harta yang paling di cintai
27. Hadits kedua puluh lima: Keutamaan rasa puas
28. Hadits kedua puluh enam: Haramnya menahan kelebihan air dan sumpah palsu untuk menjual dagangannya, serta membai'at pemimpin untuk tujuan dunia
29. Hadits kedua puluh tujuh: Anjuran untuk segera menikah bagi para pemuda
30. Hadits kedua puluh delapan: Kriteria wanita idaman
31. Hadits kedua puluh sembilan: Amalan yang paling di cintai Allah
32. Hadits ketiga puluh: Wajibnya berbuat adil terhadap anak
33. Hadits ketiga puluh satu: Perumpamaan teman baik dan buruk
34. Hadits ketiga puluh dua: Adab bermajelis
35. Hadits ketiga puluh tiga: Ancaman bagi orang yang terang-terang berbuat dosa
36. Hadits ketiga puluh empat: Perumpamaan para penghafal al-Qur'an
37. Hadits ketiga puluh lima: Anjuran untuk bekerja dan berusaha
38. Hadits ketiga puluh enam: Ancaman berlebihan dalam mencari harta
39. Hadits ketiga puluh tujuh: Haramnya menjual dagangan yang cacat kecuali dengan menjelaskan sisi cacatnya
40. Hadits ketiga puluh delapan: Anjuran agar hati-hati dari orang munafik
41. Hadits ketiga puluh sembilan: Keutamaan berjihad di jalan Allah
42. Hadits keempat puluh: Keutamaan jalan-jalan kebaikan dan agungnya nikmat surga
43. Daftar isi
[1]. Yang dimaksud dengan aL-Fiqh Adalah ilmu pengetahuan yang membahas segala sesuatu dengan sedetal-detailnya.
[2]. Al-Mubalah Adalah sikap peduli dan waspada sedangkan lawan katanya adalah lalai. Hadist ini menunjukkan bawa menuntut ilmu itu adalah sebuah kewajiban, karena seseorang yang mempelajari hukum-hukum ibadah maka dia akan beribadah kepada Allah di atas ilmu dan petunjuk, sehingga dia akan di selalu di atas kebaikan dari Rabbnya.
[3]. Al-Wara' Adalah berusaha mencari yang paling benar kemudian mengambilnya dengan yakin, sebagaimana dia selalu menghindari perkara yang masih di ragukan, lalu berusaha menjaga keutuhan agamanya, dan membersihkannya dari sampah-sampah yang mengotori dan mencemarinya.
[4]. Hadist ini menunjukkan bahwasanya ketiga amalan ini memiliki keistimewaan dan lebih unggul di bandingkan dengan amalan yang lain, yaitu dengan terus mengalirnya pahala untuk pelakunya pada masa hidupnya sampai ketika telah meninggal dunia.
[5]. Maksudnya ketika kamu melihatnya.
[6]. Yaitu perkataan dan pembicaraannya.
[7]. Artinya: 'Amalannya yang shaleh mengingatkan kalian dengan hari yang telah d janjikan Allah Azza wa jalla', yang di maksud di sini yaitu: Bahwasannya teman duduk yang baik itu apabila ada orang yang melihat mereka, akan mengingat dirinya kepada Allah yang kemudian membuahkan ketaatan, dan semua itu tidak terjadi kecuali karena keshalihan dan keutamaan mereka.
Dan apabila ada yang melihat amalan-amakan mereka dengan sikapnya yang seolah tidak butuh kepada dunia lagi, hal itu akan mengingatkan pada kampung akherat.
Hadits ini menunjukkan bahwa orang-orang yang ta'at kepada Allah secara ikhlas, mereka akan menyuruh manusia untuk berbuat baik dan melarang mereka dari kemungkaran, karena Allah telah memakaikan mereka pakaian kehormatan, ketenangan dan kewibawaan
[8]. Yang di maksud dengan Muta'amid adalah orang yang memang bermaksud berbohong dan berdusta
[9]. Maksud 'Hendaknya dia mengambil tempat duduknya di dalam neraka'. Yaitu untuk tinggal di dalamnya, ini adalah sebuah upaya pemeliharaan dan penjagaan sunnah Rasulallah agar tidak ada celah masuk selain perkataan beliau. Dan di dalam hadits ini menunjukan atas haramnya berbohong, dan keharaman itu akan berlipat lagi manakala kebohongan itu di sandarkan kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam.
[10].اYang dimaksud dengan sabdanya: 'Bukan termasuk dari kami', adalah bukan termasuk orang yang mengikuti jalan kami secara sempurna.
[11]. Maksud dari perkataanya: 'Orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua', yaitu tidak menunaikan haknya dengan memuliakan dan menghormati mereka.
[12]. Arti dari sabdanya: 'Tidak menyayangi yang lebih kecil', ialah berlaku lemah lembut kepada yang lebih kecil yaitu dengan membimbing dan mengajarinya, karena menghormati orang yang lebih besar, dan menyayangi orang yang lebih kecil, kemudian memerintahkan pada suatu kebaikan serta mencegah dari kejelekan termasuk sunnah para Nabi dan Rasul, sehingga barangsiapa yang enggan mengikuti petunjuk mereka maka mereka di katakan tidak termasuk meniti jalan para Nabi dan Rasul secara sempurna. Dan di dalam hadits ini menunjukkan atas keutamaan orang yang berbudi pekerti yang luhur seperti berakhlak yang mulia dan agung, serta adanya ancaman bagi yang berpaling dari itu semuanya.
[13]. Fitnah yaitu segala sesuatu yang menyelisihi agama sehingga agama sangat menentang dan memeranginya
[14]. Berkembang dan tumbuh subur.
[15]. Lemah karena tua yaitu orang yang sudah beruban dan sudah tua umurnya.
[16]. Yang dimaksud dengan sunnah yaitu sebuah cara atau jalan yang ditempuh seseorang yang berilmu kemudian orang-orang muslim mengikutinya akan tetapi sunnah yang satu ini menyelisihi syari'at yang mulia.
[17]. Mungkar adalah lawan kata dari kebaikan, dan yang dimaksud di sini adalah apabila Allah telah mewafatkan orang-orang yang mengingkari kemungkaran tersebut, maka akan ada orang yang berkata kepadanya; 'Ini adalah sebuah kemungkaran'. Karena kecintaan mereka dan sudah sangat kecanduan terhadapnya, juga kebodohan yang ada pada mereka dari kebenaran.
[18]. Yaitu banyaknya para Qari yang membaca al Qur'an akan tetapi tidak di taddaburi dan tidak pula untuk di amalkan akan tetapi dia membacanya karena ingin mendapatkan yang lain dari tujuan dunia.
[19]. Maksudanya yaitu orang yang mendalami ilmu agama lalu di amalkan.
[20]. Yaitu banyaknya orang yang mengajak untuk berlomba-lomba menjadi pemimpin.
[21]. Maksudnya mempelajari ilmu hanya bertujuan untuk mencari dunia ,kedudukan, dan kemewahan.
[22]. Arti perkataanya: 'Mencari dunia dengan amalan akherat', dan mana hal tersebut yang di sebutkan dalam hadits ini adalah suatu yang masih sangat aneh di masa para sahabat -semoga Allah meridhai mereka semua-, maka mereka begitu mendengar langsung menanyakannya: 'Kapan terjadinya hal itu? Maka beliau mengabarkan dengan ilham dari Allah tentang tanda-tanda yang menunjukkan akan terjadinya semua hal yang aneh pada masa itu.
Dan betul hal itu telah terjadi pada saat ini yang mana sebuah hal yang baru dalam agama atau bid'ah di jadikan pegangan dalam sebuah amalan, sebagai ganti dari sunnah, bahkan yang lebih aneh mereka mengingkari orang yang ingin merubah bid'ah itu, hal itu karena adanya kelemahan dalam memegang amanah, dan banyaknya orang yang berlomba mengajak manusia meninggikan bangunan, dan sedikitnya orang yang faham tentang agama, banyaknya qori yang menyimpang, didukung pula banyak orang yang mencari dunia dan membanggakannya namun atas nama sedang mendalami agama, sebagaimana kenyataan yang ada pada saat sekarang ini, hanya kepada Allah kita berlindung, dan hanya kepadaNya kami mengadu, Allah lah Dzat yang mampu mencukupi kami dan sebaik-baik tempat bersandar.
Hadits ini menunjukkan bahwasanya ada kelemahan hati dalam beragama, dan sedikitnya orang yang mau berpegang teguh dengannya, serta banyaknya orang yang keluar dari agamanya, yaitu ketika terjadi fitnah tersebut pada masanya.
[23]. Petunjuk yaitu kebaikan dan ketaatan.
[24]. Balasan yaitu pahala dan ganjaran.
[25]. Kesesatan maksudnya maksiat dan kemungkaran.
[26]. Dia akan memperoleh balasan dengan dosa dan kejelekannya.
[27]. Maksudnya mencela yaitu merendahkan orang lain atau mencaci maki.
[28]. Yang dimaksud dengan kefasikan ialah perbuatan maksiat dan dosa.
[29]. Kekufuran yang dimaksud disini adalah sesuatu yang membuat darah seorang muslim menjadi halal atau boleh di tumpahkan.
Hadits ini menunjukan dahwa darah dan kehormatan seorang muslim itu di sisi Allah sangat di hargai dan dihormati , sehingga tidak bolah ada yang menumpahkan darah mereka dan menodai kehormatannya kecuali dengan sesuatu yang telah di izinkan oleh pembuat syari'at yaitu dengan menegakkan had atau qishos, atau hukuman dan ta'dzir (isolir, seperti penjara), maka barangsiapa menukar dari perkara yang hak ini, wajib bagi orang yang bertanggung jawab untuk memberi hukuman, isolir sesuai dengan kesalahannya.
[30]. Maksudnya menaungi mereka, yaitu dengan mendekatkan mereka dibawah naungan 'ArsyNya.
[31]. Imam yang adil adalah orang yang bersikap tengah-tengah terhadap dirinya serta orang yang di pimpinnya.
[32]. Pemuda yang Tumbuh di atas fitrah hingga menjadi besar sehingga terjaga selalu dalam taat kepada Allah Ta'ala.
[33]. Yang dimaksud dengan kedudukan ialah keturunan yang mulia dan kedudukan yang tinggi.
[34]. Kedua matanya meleleh artinya menangis karena disebabkan rasa takut dan ta'dhimnya terhadap Allah.
Hadits ini menunjukkan atas besarnya anugerah Allah dan betapa Maha Pemurah Dia, bahwasannya Allah mencintai orang yang berbuat keta'atan dari kalangan para hamba-hambaNya, yang kemudian Allah menyalamatkan mereka dari adzab dan huru hara yang terjadi pada hari kiamat kelak. Dan tujuh golongan yang di sebut tersebut akan mendapatkan keridhaanNya dengan sebab amalan-amalan mereka yang terpuji , sehingga Allah mengkhususkan mereka dengan menaunginya di bawah naunganNya pada hari yang mana matahari didekatkan sampai jarak antara matahari dan manusia hanya satu mil saja, sehingga dikarenakan begitu panasnya sampai mereka bercucuran keringatnya sampai ada diantara mereka yang tenggelam oleh keringatnya sendiri.
[35]. Perbuatan dhalim yang membuat kegelapan pada hari kiamat itu terbagi menjadi dua; Mendhalimi diri sendiri dengan melalaikan dirinya dari kewajiban-kewajiban Sang penciptanya serta kewajiban yang lainnya, yang kedua kedhaliman terhadap orang lain yaitu seperti dengan mengambil hartanya, atau menumpahkan darahnya, atau menodai kehormatannya, menipu, lain sebagainya dari hak-hak orang lain yang wajib di jaga serta di perhatikan. Kesimpulannya bahwa perbuatan dhalim adalah suatu yang di haramkan sebagaimana yang tertera dalam hadits qudsi, dimana Allah Ta'ala berfirman: "Wahai hambaku sesungguhnya telah Aku haramkan atas diriKu perbuatan dhalim, dan Aku jadikan hal itu juga haram bagi kalian maka jangan lah kalian saling berbuat dhalim".
Seorang penyair mengatakan:
Sungguh kedhaliman adalah racun
Ketika berbuat aniaya, dialah orang yang dhalim
Kelak pada hari kiamat akan bertanggung jawab
Disisi Allah, telah terkumpul orang yang didhalimi
Ia akan sadar, pada hari pembalasan
Kelak disisi raja diraja, Allah Ta'ala
[36]. Hasad adalah menginginkan hilangnya sebuah nikmat yang ada pada saudaramu seiman, dan perbuatan ini adalah sebuah keharaman dengan nash al-Qur'an dan sunnah, adapun yang di maksud dalam hadits ini adalah ghibthah yaitu kamu berangan angan dan menginginkan untuk dirimu memperoleh seperti apa yang diberikan Allah pada orang lain dari harta, keturunan, kedudukan, kehormatan, atau ilmu, yang mana akan kamu manfaatkan nikmat tersebut untuk keta'atan dan berbuat kebaikan serta perkara terpuji lainnya yang di anjurkan.
[37]. Generasi yang di maksud di sini adalah suatu generasi dari umat manusia. Terkadang di kategorikan dalam masa sebanyak seratus tahun dari sebuah generasi.
Dan orang yang ada pada generasi pertama adalah orang -orang yang paling dekat dengan Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam yang selalu menyertai beliau, sehingga dengan begitu mereka sanggup berpegang teguh dengan ajaran-ajaran beliau, oleh karenanya budi pekerti mereka begitu mulia, sifat-sifat yang mereka miliki begitu tinggi, dan perangai mereka begitu santun, Allah Ta'ala menjelaskan hal itu dalam sebuah firmanNya:
قال الله تعالى: } أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ{ [سورة الفتح: 29]
"Adalah mereka keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka". (QS al-Fath: 29).
Senantiasa mereka berada dalam keadaan yang demikian itu, berpegang teguh di atas metode Nubuwah hingga datang generasi sesudahnya, orang-orang yang meninggalkan shalat, mengikuti hawa nafsu, yang akan melemparkan mereka pada kesesatan, adapun orang yang senang bersaksi namun tidak layak menjadi saksi, yang dhahir bahwasanya mereka telah terlebih dahulu dicap pernah melakukan persaksian yang bathil, dalam persengketaan yang terjadi diantara mereka dan penentangan seperti Jahiliyyah dan mereka tidak peduli dengan hal tersebut. Mereka berani berkhianat atas janji dan tanggungan mereka dalam jual beli dan transaksi. Mereka bernadzar untuk mengerjakan kebaikan namun tidak memenuhinya kecuali sesuai dengan kemauan dan kepongahan mereka.
[38]. Adapun nampaknya kegemukan di kalangan mereka karena mereka selalu sibuk dengan pertumbuhan badan-badan mereka dan membuatnya gemuk dengan segala macam makanan, mereka tidak lagi peduli dengan keta'an dan menunaikan kewajiban, dan mereka akan di datangkan pada hari kiamat dalam keadaan gemuk, tinggi, besar, banyak makan dan minum, akan tetapi di sisi Allah tidak ada nilainya walaupun hanya satu sayap nyamuk.
[39]. Yang keras maksudnya yaitu keras kepala lagi kasar, suka berbangga diri dan sombong, suka menipu atau sifat-sifat yang semacam itu. Manusia yang ada saling berbeda-beda dalam hal jasmani dan rohani mereka, ada yang kuat dan ada pula yang lemah, pribadi dan nurani mereka ada yang bersih juga ada yang kotor. Dan Allah telah menjadikan surga sebagai tempatnya orang-orang mukmin yang kuat keimanannya, saling berkasih sayang di antara mereka dan berlaku keras terhadap orang-orang kafir, bersikap tawadhu karena Allah, tidak karena merasa hina atau kehinaan.
Kemudian Allah jadikan neraka sebagai tempatnya orang-orang kafir yang sombong yaitu orang-orang yang apabila mereka mendengar seruan Allah mereka memalingkan muka-muka mereka dan engkau lihat mereka sangat sombong dan bangga diri, apabila mereka mengetahui kebenaran akan tetapi mereka tidak merasa butuh padanya maka mereka berkata kepada orang mukmin: 'Kalau seandainya itu sebuah kebaikan sungguh kami akan terlebih dahulu mendahului kalian kepadanya'.
Dan bukanlah yang di maksud dalam hadits dengan orang yang lemah adalah lemah badan dan akalnya atau orang yang gila, serta yang memiliki cacat dan pandir, atau orang yang tidak tahu tentang agama dan dirinya. Akan tetapi yang di maksud adalah bahwasanya dia tidak menyombongkan diri di hadapan orang yang telah di muliakan Allah dengan ilmu, kekuatan fisik, harta, kedudukan dan kehormtan, akan tetapi dia tetap menunaikan kewajiban-kewajibannya kepada Allah, menjauhi segala yang di haramkan Allah, dan menjaga sunnah Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam serta selalu berusaha mengikuti petunjuk beliau, dan berlomba-lomba dalam keutamaan dan kemuliaan, Allah Ta'ala berfirman dalam ayatNya:
قال الله تعالى: }وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ{ [سورة المنافقون: 8]
"Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui". (QS al-Munaafiquun: 8).
[40]. Maksud sabda beliau adalah merasa Lebih tenang, nyaman dan cukup. Hadits ini menunjukkan atas wajibnya berpegang dengan budi pekerti yang utama dan mulia, karena hal itu termasuk sifat yang dimiliki oleh para ahli iman yang mana apabila ada salah satu di antara mereka di beri nikmat oleh Allah, maka mereka melihat orang yang berada di bawah mereka sehingga mereka bisa bersyukur atas nikmat yang ada pada pibadi masing-masing mereka, dan apabila ada yang tertimpa musibah, maka mereka melihat pada orang yang lebih besar musibahnya sehingga menjadikan mereka bisa bersabar. Allah Ta'ala telah menyebut sifat mereka serta memujinya, karena tidak ada keinginan yang mereka tuju melainkan hanya untuk mendapatkan keridhaan Allah pada setiap waktu dan tempat, mereka begitu menghayati firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : }نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَةُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُون{ .[سورة الزخرف: 32].
"Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS az-Zukhruf: 32)
Seorang penyair mengatakan:
Barangsiapa ingin mencari kemulian hidup
Dia akan sedih tatkala tidak memperolehnya
Jika engkau mau hidup bahagia, apa adanya
Maka ridhoilah nikmat yang kamu dapat
Ini apabila dalam urusan dunia adapun dalan urusan akhirat maka selayaknya bagi seorang mukmin untuk melihat kepada orang yang berada di atasnya, sehingga dirinya bisa terpacu untuk mengejarnya, hal itu sebagaimana firmannya Allah Ta'ala:
قال الله تعالى: }سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ{ [سورة الحديد: 21] .
"Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu". (QS al-Hadiid: 21).
[41]. Al-Usr maksudnya adalah dalam keadaan kesusahan, fakir miskin.
[42]. Al-Yusr artinya adalah dalam keadaan suka cita, gembira.
[43]. Al-Mansyath artinya kesukaan hati untuk beramal.
[44]. Al-Makrah artinya benci adapun maksudnya adalah ketika jiwa sedang benci akan tetapi dipaksa untuk melakukannya.
[45]. Saling mendahulukan maksudnya Yaitu lebih mendahulukan kebutuhan saudara yang lain dari pada dirinya sendiri sebagaimana yang di gambarkan Allah dalam firmanNya:
قال الله تعالى :} وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ{ [سورة الحشر: 9].
"Dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan". (QS al-Hasyr: 9).
[46]. Mencabut ketaatan artinya saling menarik, dan saling membantah sedangkan yang di maksud adalah berpaling dari pemerintah dan berusaha menggulingkan kepemimpinannya.
[47]. Artinya terang, jelas dan terbuka tidak ada lagi penutupnya.
[48]. Alasan yaitu dalil dan hujjah yang pasti.
[49]. Celaan orang yang mencela maksudnya yaitu orang yang perpaling, suka mengkritik, dan suka mencela.
Didalam hadits ini menunjukkan atas di syari'atkannya membai'at atau berjanji setia kepada seorang pemimpin muslim, yaitu dengan memenuhi janji kepada mereka dengan ta'at dan menyerahkan urusan kepadanya, selama hal itu bukan perbuatan kekufuran yang keluar dari agama. Dan di dalam hadits ini juga menunjukkan anjuran selalu memaafkan pada sisi-sisi yang ada pada pemerintah dengan menasehati mereka dan juga selain mereka, dan selalu mengarahkan di setiap waktu dan tempat.
[50]. Yang dimaksud dengan isti'dzan ialah meminta untuk di beri kesempatan untuk masuk ketempat orang lain, dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam telah mengajari kita tata cara meminta izin, yaitu dengan mengucapkan salam, dan berkata bolehkah saya masuk? Itu dilakukan sampai tiga kali, dan kalau di beri izin masuk maka boleh baginya untuk masuk, akan tetapi apabila tidak maka dia harus pulang, sebagaimana firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : }وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ أَزْكَى لَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ{ [النور: 28].
"Dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, Maka hendaklah kamu kembali. itu bersih bagimu dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan"(QS an Nuur:28).
Dan hal itu di kecualikan pada beberapa tempat seperti taman, toko buku atau perpustakaan dan yang semisal dengan itu. Dan pada kesimpulannya bahwa meminta izin termasuk perkara agama yang di anjurkan dan termasuk adab yang di ajarkan dalam agama Islam. Dalam hadits ini juga menunjukkan di syari'atkannya meminta izin terlebih dahulu apabila ingin masuk ketempat orang lain, dan pulang apabila tidak mendapatkan izin dari pemilik rumah.
[51]. Yang dimaksud dengan Bawaaiqohu adalah kejahatannya, atau kejelekannya, tipu daya serta khianatnya.
Di dalam agama Islam, seorang tetangga itu atas tetangganya mempunyai hak-hak yang sangat banyak dan agung, dahulu kebiasan orang Arab adalah begitu menghormati tetangganya serta memuliakan hak-hak mereka, kemudian datang agama Islam memperkokoh dan menganjurkan hal tersebut.
Adapun tetangga itu terbagi menjadi tiga macam:
Yang pertama: Tetangga seorang muslim dan masih mempunyai hubungan kerabat, maka dia memiliki tiga hak, hak sebagai tetangga, seorang muslim dan kekerabatan
Yang kedua: Tetangga seorang muslim, maka dia memiliki dua hak, sebagai tetangga dan sesama muslim.
Yang ketiga: Adalah tetangga namun kafir, maka dia juga memiliki hak, yaitu sebagai tetangga.
Dan hak tetangga yang paling agung ialah dengan memuliakan, menjaga keluarganya, membantu kebutuhannya, tidak menyakitinya, berbuat baik kepadanya, mengajak pada perbuatan baik serta mencegahnya dari perbuatan mungkar. Dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Senantiasa Jibril mewasiatkan kepadaku (akan hak-hak) tetangga, sampai aku menyangka bahwa tetanggaku akan mewarisiku".
[52]. Maksud mathlu adalah mengingkari janji serta menunda untuk membayar hutang sedangkan dia dalam keadaan berkecukupan.
[53]. Artinya disuruh mengikuti, sedangkan maksudnya adalah jika hutangnya dialihkan pada orang lain dan dia diminta untuk meminta pada orang lain tersebut, maka ikuti permintaannya sampai terbayar hutangnya.
[54]. Yaitu orang yang berkecukupan, kaya.
[55]. Maknanya ialah hendaknya dia menerima permintaan tahwil (pemindahan hutangnya) pada orang lain yang telah ditunjuk olehnya.
Dalam hadits ini menunjukkan bagaimana indahnya muamalah antara (debitor) pemberi pinjaman dan orang yang berhutang, antara orang yang meminta dan yang dimintai.
Dalam hadits juga menunjukan haramnya menunda-nunda membayar hutang ketika ditagih oleh yang punya hak, bila dirinya mampu untuk membayarnya, serta wajibnya diatas persetujuan pemilik hak apabila ingin mentahwil (mengalihkan hutangnya) dengan syarat orang yang ditunjuk adalah kaya dan mampu, dan jika tidak maka dia punya hak untuk menolaknya, kecuali kalau dia memang rela dengannya. Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bersabar dan selalu menepati janjinya.
[56]. Hadits ini menunjukkan atas keutamaan bercocok tanam, dan sebaik-baik kebajikan adalah yang bisa kontinyu, dan sebaik-baik sedekah adalah yang manfaatnya bisa mengalir terus menerus, dan setiap keadaan menentukan kemurniaan ke Islaman seseorang, untuk bisa di petik dari perbuatan baiknya.
[57]. 'Aqar adalah sebuah kalimat yang biasa di gunakan untuk sebidang tanah yang ingin di tanami.
[58]. Jarrah artinya adalah gentong atau sebuah wadah yang berbentuk bulat tengahnya lebar tapi mulutnya kecil, yang terbuat dari tanah, tembaga, atau kaca.
[59]. Di dalam hadits ini menunjukkan betapa jujurnya si pembeli dan penjual, serta zuhudnya mereka derdua. Dan betapa wara'nya sang hakim dalam menghukumi keduanya. Hal ini semua menunjukan pada sebuah budi pekerti yang luhur serta adab mulia yang tinggi.
Dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mengisahkan kisah tersebut tidak lain agar kita bisa mengambil pelajaran dan mencontoh akhlaknya. Allah Azza wa jalla berfirman :
قال الله تعالى: }يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ{ [سورة التوبة: 119].
" Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar". (QS at-Taubah: 119).
[60]. Maksudnya ialah kuat dalam mengalahkan lawannya, dan yang di maksud di dalam hadits ini bukanlah pujian padanya, walaupun ada sisi pujiannya kalau berada pada tempatnya.
Akan tetapi yang di maksud adalah dia bisa menguasai jiwanya di saat dia sanggat marah, dan bisa berhias dengan sifat lembut dan pemaaf.
Dan hadits ini juga menunjukan atas terpujinya sifat lemah lembut dan tercelanya sifat pemarah, karena hal itu bisa mengantarkan seseorang kepada kebinasaan. Dan dalam sebuah riwayat dikisahkan ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, lalu meminta wasiat. Maka beliau bersabda: "Jangan marah". Orang tersebut mengulanginya berkali-kali, dan beliau tetap bersabda: "Jangan marah". HR Bukhari.
Sebagaimana juga ada sebuah riwayat yang mengatakan: "Bahwa seorang muslim yang bersikap lemah lembut akan mendapatkan derajatnya seperti orang yang selalu berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari".
[61]. Maksud dalam jumlah hadits yaitu Keji yang muncul dari perbuatan maupun perkataannya.
[62]. Sebaik-baik dari kalian maksudnya yaitu yang paling indah dan sempurna di antara kalian.
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia pilihan Allah di antara para hambaNya, oleh karenanya, perbuatan beliau adalah benar, perkataannya jujur, adil di dalam menghukumi, seluruh sifat-sifat beliau berada pada tingkat sempurna dan lurus. Dan cukup bagi kita apa yang telah di sifati padanya, oleh seorang wanita yang jujur, yaitu 'Aisyah ummul mukminin semoga Allah meridhainya, yang mana beliau pernah berkata: "Bahwasannya akhlak beliau adalah al-Qur'an".
Dalam sebuah haditsnya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda: "Orang yang paling dekat dengan mejelisku pada hari kiamat kelak adalah orang yang paling baik akhlaknya". Dalam sebuah ayatNya Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : }لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ{ [سورة الأحزاب: 21].
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu". (QS al-Ahzaab: 21).
Dalam ayat yang lain Allah juga berfirman, menganjurkan agar kita mengikuti beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam:
قال الله تعالى: }قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ{ [آل عمران: 31].
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu".(QS 'alii Imraan:31).
Di dalam hadits ini menunjukaan atas agungnya budi pekerti yang baik, yaitu berakhlak dengan adab-adab yang ada di dalam al-Qur'an.
[63]. Maksudnya yaitu kelebihan harta dari kebutuhan yang asasi baik dari makanan maupun pakaian.
[64]. Al-Kafaf artinya sesuatu yang tidak membutuhkan tambahan lagi.
[65]. Yaitu orang yang wajib atasmu untuk kamu beri nafkah.
[66]. Tangan di atas maksudnya ialah orang yang berinfak.
[67]. Tangan di bawah maksudnya adalah orang yang menerima atau meminta. Ajaran Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam serta petunjuknya seluruhnya mengandung kebaikan serta barokah. Di di dalamnya terkandung, adanya jaminan untuk kebaikan dunia dan akhirat, maka bagi orang yang telah Allah karuniakan padanya kelebihan rizki, Nabi menganjurkan padanya agar dia mau berinfak dengan kelebihan harta dari kebutuhan orang yangberada dibawah tanggungannya, untuk diserahkan pada orang yang fakir dan miskin sert orang yang lemah, orang yang tidak memiliki apa-apa, para janda, anak korban brokem home, dan anak-anak yatim yang tidak bisa bekerja.
Maka mereka dengan infak seperti ini sangat membutuhkannya sedangkan orang-orang kaya dengan infak semacam ini akan memperoleh kemenangan, pengorbanannya bisa terus merambat, seperti dengan membagun masjid, sekolahan, jalan, lembaga-lembaga sosial, serta untuk mempersiapkan kekuatan menghadapi musuh-musuh Islam atau amalan kebaikan lainnya yang kebaikannya bisa kembali kepada Islam dan kaum muslimin. Semoga Allah memberi taufik pada orang-orang kaya yang beramal kebajikan seperti ini, Amiin.
Dan hadits ini menunjukkan di syari'atkannya mencurahkan kelebihan harta tanpa paksaan dan benci, pujian bagi orang yang melakukan kebaikan seperti ini dan di bencinya orang yang kikir, celaan bagi orang yang meminta-minta, karena supaya orang mau bersungguh-sungguh di dalam usahanya apabila dirinya memiliki kekuatan dan kemampuan.
[68]. Harta benda yang melimpah.
[69]. Yang dimaksud dengan kaya hati yaitu merasa cukup dan tidak rakus, karena dirinya telah merasa puas. Dan qona'ah (rasa puas) adalah perbendaharaan yang tidak ada batasnya.
Bukan sesuatu yang asing lagi karena sudah menjadi rahasia umum bahwa orang yang memiliki harta yang banyak biasanya dirinya tidak memiliki perasaan puas serta menjaga diri, engkau lihat, dia akan selalu merasa kurang dan berusaha untuk bisa lebih banyak lagi mengumpulkan harta, bahkan dia tidak lagi peduli dari mana dia mendapatkannya, dia melihat apabila memiliki uang seribu rasanya sedikit, akan tetapi kalau melihat ditangan orang uang seratus dia lihat itu sangat banyak, dia berfikir bahwa hartanya akan berkurang apabila di infakkan walaupun hanya sedikit.
Adapun orang yang kaya hati, dia akan selalu dalam keadaan tenang tidak pernah merasakan kecemasan, karena pandangan-pandangan hasad telah didahului oleh sebab, dia akan selalu puas dengan sedikitnya harta yang diperoleh dari usaha yang halal, mau berinfak dan mau memberi, dia akan berbuat baik dengan berinfak sambil meyakini bahwa hartanya tidak akan berkurangan, dia melakukan amalan-amalan yang berbarokah ini karena merealisasikan firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى: }مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيم{ [البقرة: 261].
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui". (QS al-Baqarah: 261).
Dan dalam hadits ini menunjukkan atas keutamaan qona'ah (merasa puas) dan menerima apa adanya, serta menjaga diri dari sesuatu yang di haramkan, dan sudah merasa cukup dan rela walaupun hanya dengan sedikit.
[70]. Air yang lebih yaitu yang melebihi kebutuhan. Sedangkan makna falah adalah tanah yang terpisah dari bangunan.
[71]. Menjual sesuatu kepada seorang dengan saling tawar menawar dalam masalah harga namun dengan cara yang curang.
[72]. Membai'at seorang imam maksudnya yaitu berjanji setia kapadanya.
[73]. Memenuhi janji yaitu menyempurnakannya dengan jujur.
Ketiga kelompok tersebut akan mendapat kemurkaan Allah serta mendapat adzabNya, karena kejahatan yang mereka lakukan adalah kejahatan yang paling besar, musibah yang ada pada mereka adalah sebesar-besar musibah, dan semua itu terjadi karena kerakusan dan kecemasan akan dunia.
Dalam hadits ini menunjukkan akan haramnya menahan kelebihan air dari para musafir dan orang yang sangat membutuhkan, dan sangat di tegaskan dalam hadits ini atas haramnya sumpah palsu setelah shalat ashar, sebagaimana hal itu juga di haramkan pada setiap waktu. Hadits ini juga menjelaskan tentang haramnya menipu kaum muslimin, dan yang terakhir adalah menjelaskan atas haramnya berbai'at kepada seorang pemimpin dengan tujuan dunia.
[74]. Mampu untuk menikah yaitu mampu melakukan hubungan badan dan mampu memberi nafkah.
[75]. Lebih menjaga pandangan artinya dia lebih bisa menahan dari memandang para wanita.
[76]. Lebih bisa menjaga kemaluan yaitu lebih bisa menjaganya dan memeliharanya.
[77]. Wija' artinya adalah tameng, menahan.
Nabi Shalllahu 'alaihi wa sallam menganjurkan bagi para pemuda untuk segera menikah dengan hikmah agar bisa memperbanyak anak keturuan, dan dengan menikah juga bisa menjaga kehormatannya, menjaga kemuliaan, terjatuh dalam kekejian dan kejahatan yang di sebabkan oleh banyaknya kerusakan moral yang menanggalkan agama dan akhlak.
[78]. Makna taribat yadak secara bahasa yaitu tanganmu penuh dengan debu dia adalah sebuah ungkapan yang artinya adalah beruntung tanganmu.
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan di dalam hadits ini tentang kriteria seorang wanita yang mau di nikahi, karena setiap orang pasti memiliki kecondongan untuk memilih salah satu dari sifat tersebut.
Adapun yang di anjurkan untuk dinikahi adalah wanita yang memiliki agama, karena apabila dia berada di sisinya dia akan membuatnya senang dan apabiala dia tidak ada disisinya maka wanita itu akan menjaga harta dan kehormatannya, dan jika dia di beri sesuatu dia akan mensyukurinya, bila dia kurang pada suatu hal maka wanita itu akan memaafkananya, dan bila dia dalam kesempitan pada sebuah perkara maka wanita itu akan membuatnya agar bersabar.
Wanita shalihah adalah perhiasan dunia, adapun wanita yang kaya raya terkadang dia berangan-angan atas suamianya agar menjadi fakir kemudian dia akan menghinanya dan menyakitinya ,dan wanita yang memiliki kedudukan yang tinggi bisa jadi dia berani melawan suaminya dan mengucapkan perkataan yang di bencinya dan dia akan berusaha agar dirinya yang mengatur dan menguasai rumah tangga, suami dan hartanya.
Adapun wanita yang cantik jelita pada umumnya dia akan sombong dengan kecantikannya, memoles kecantikannya sehingga orang lain ikut serta menikmati kecantikannya bersama suaminya, kadang dia perpura-pura menampakan pada dirinya lemah dengan maksud agar suaminya membencinya kemudian menceraikannya, atau terkadang dia berpura-pura dalam berhias dan bersolek dihadapan suaminya karena memiliki tipu daya yang di sembunyikannya agar dia bisa melegalkan perbuatan sufur, bersolek, tabarruj, sedikitnya rasa malu. Maka barang siapa yang tidak memiliki rasa malu maka dia akan kehilangan amanah atas dirinya ,dan tidak ada iman padanya.
Dan sungguh suatu kebaikan apabila terkumpul pada diri seorang wanita semua kriteria seperti yang disebutkan dalam hadits di atas atau setidaknya memiliki salah satunya yang dibarengi dengan memiliki agama yang bagus.
[79]. Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan dalam hadits ini tentang amalan-amalan yang paling di cintai oleh Allah Azza wa jalla, dalam sabdanya beliau lebih mendahulukan shalat karena merupakan penghubung antara hamba dan Rabbnya, dan ke Islaman seseorang tidak akan sah tanpanya, dan juga, Allah tidak akan menerima amal apapun apabila tidak ada shalat, dan shalat adalah rukun yang paling penting setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى :}فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَخَلُّوا سَبِيلَهُمْ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ{ [سورة التوبة: 5].
"Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS at-Taubah: 5).
Sesudah itu beliau menjadikan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah berbakti kepada kedua orang tua, yang mana amalan tersebut merupakan kewajiban yang harus di lakukan, dan kewajiban yang ada di antara halah dan mubah, bukan di antara haram dan makruh.
Dan hukuman bagi orang yang melalaikannya akan memperoleh hukuman yang besar, dan perbuatan yang paling jahat, karena begitu agungnya hak kedua orang tua, sehingga Allah menggandengkannya dengan tauhid dan beribadah semata hanya kepadaNya dengan hak mereka berdua. Dan Allah Ta'ala juga memperingatkan dari amalan yang paling ringan yang tidak boleh di lakukan kepada kedua orang tua, hal itu sebagaimana firmanNya:
قال الله تعالى: }وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّي ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا{ [سورة الإسراء: 23- 24].
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS al-Israa': 23-24).
Kemudian yang ketiga adalah berjihad dijalan Allah, jihad adalah perkara satu perkara yang disyari'atkan untuk bisa menegakkan agama, meninggikan kalimat Alllah serta menolong agamaNya. kalau seandainya tidak ada jihad maka tidak ada agama. Adapun jihad itu mempunyai tiga tingkatan:
Yang pertama: Berjihad atas diri sendiri untuk menerima kalam Allah Azza wa jalla, dengan mengamalkannya, dan berjalan di atas petunjuk Rasulallah dan mengikuti beliau.
Kedua: Berjihad melawan setan yang ada pada dirinya sendiri, yaitu denganmengikis semua yang ada pada hatinya dari kerancuan dan keragu-raguan yang datang menghantam agama dan imannya.
Yang ketiga: Berjihad melawan musuh-musuh agama Allah Ta'ala dengan hati, lisan, tulisan, harta, dan pedang, sebagaimana firman Allah ta'ala:
قال الله تعالى: }وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ{ [ سورة البقرة: 193 ].
"Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah". (QS al Baqarah:193).
Dan juga firmanNya:
قال الله تعالى: }وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ{. [سورة الحج: 78].
"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong". (QS al-Hajj: 78).
Dan masuk pula dalam masalah ini adalah berjihad kepada orang yang enggan beramar ma'ruf dan nahi munkar sesuai dengan ketiga tingkatan di atas
[80]. Nahltu artinya pemberian atau hadiah.
[81]. Berbuat adillah maksudnya yaitu hendaknya menyama ratakan di dalam pemberian.
Di dalam hadits ini, mengkisahkan bahwa Basyir, ayahnya Nu'man menghendaki untuk mengkhususkan anaknya yang bernama Nu'man dengan pemberian selain saudaranya. Dan dia ingin supaya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam menjadi sebagai saksi akan maksudnya tersebut, akan tetapi tatkala sebuah keadilan itu adalah suatu kewajibkan bagi seorang ayah terhadap anak-anaknya, maka Rasulallah enggan merealisasikan keinginan Basyir bin Sa'ad tersebut, bahkan beliau memasukkan perbuatannya tersebut termasuk sebuah dosa, sehingga beliau memperingatkan dengan sabdanya: "Bertakwalah kalian, dan berbuat adillah terhadap anak-anak kalian"
Dalam hadits ini menunjukkan wajibnya berbuat adil dan sama rata terhadap semua anak-anaknya, dan tidak ada keadilan yang lebih baik dan lebih sempurna dari pada pembagian Allah Ta'ala atas seseorang yang masih mempunyai hubungan rahim dalam kitabNnya yang agung. Allah tidak membiarkan seorang pun bergerak dengan masalah ini dengan akal dan pendapatnya sebagaimana yang di lakukan oleh sebagian orang yang tidak berhak dan tidak memiliki tempat dalam masalah keadilan ini, yaitu hanya dengan memberi anak laki-laki dan meninggalkan anak perempuan. Maka ini adalah sebuah kedhaliman yang harus di hilangkan, di larang dan di batalkan. Kemudian ganti dengan hukum Allah Ta'ala yang Maha Adil. Termasuk keputuanNya adalah memberikan setiap orang yang memiliki hak sesuai dengan haknya, Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى :} فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا { [سورة النساء: 11].
"Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS an-Nisaa': 11).
Kami berlindung kepada Allah dari perbuatan melampaui batas dan perbuatan keji, serta su'ul khatimah.
[82]. Artinya menghadiahkan kepadamu.
[83]. Engkau membeli darinya.
[84]. Ini adalah sebuah pengajaran yang sangat bermanfaat dan permisalan yang luar biasa, di mana Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam memisalkan seorang teman yang shalih dengan teman jelek, adapun temanmu yang shaleh akan memberimu ilmu atau pelajaran yang bermanfaat, perkataan yang jujur, membuatmu dahaga akan ilmu agama dan dunia, mengajakmu kepada kebaikan, melarangmu dari kemunkaran, mengajarimu untuk instropeksi diri, sehingga akan menyibukkan dirimu dengan kebaikan dan akan memalingkan mu dari mencari aib orang lain.
Dan begitu juga apabila kamu mengingatkannya dan menasehatinya dia akan berterimakasih kepadamu, apabila kamu menghadiri majelisnya dia akan menghormatimu, apabila kamu tidak ada di sisinya dia akan menyebutmu dengan kebaikan, apabila kamu mengundangnya untuk kebaikan dia akan memenuhi undanganmu, dan apabila kamu membutuhkannya maka dia akan berusaha membantumu menyelesaikan urusanmu walaupun hal itu adalah berat,
Secara global teman yang shalih adalah bagaikan seorang guru, pendidik dan orang yang bisa di mintai bantuan kapan saja, karena nasehatnya, kebijaksanaannya, dan ucapannya adalah berfaidah, dia selalu mengajakmu kepada kebaikan dan keutamaan dengan perkataannya dan perbuatannya, maka bersungguh-sungguhlah kamu dalam menghadiri majlisnya, karena mereka termasuk kaum yang tidak ada kerugian apabila bermajelis dengan mereka.
Dan adapun teman yang buruk dia tidak akan mengajakmu kepada kebaikan, tidak melarangmu dari kejelekan, dan kalaupun dia melakukannya tentu karena memiliki maksud tertentu, bahkan dia akan berusaha menyesatkanmu, dan apabila kamu mengarahkannya kepada kebaikan dia akan berusaha memuaskanmu dengan kemarahan Allah, dan mengganti kemuliaanmu dengan kemaksiatan kepada Allah, dia tidak berusaha membantu kesulitanmu, memaksa agar kamu condong kepada dia dan kemauannya, serta gagasannya yang menyimpang, untuk membela perbuatanya yang mungkar dan meremehkan. Maka hati-hati lah kamu dari duduk-duduk dengannya, karena sesungguhnya dia adalah termasuk kaum yang celaka yang tidak layak duduk-duduk bersama mereka.
[85]. Dalam sebuah majelis kadang terkumpul dalamnya anak-anak dan orang dewasa, orang yang berilmu dan orang yang bodoh, antara si kaya dan si miskin, pemimpin dan yang di pimpin. Maka dalam hal ini, hendaknya setiap pribadi mengetahui hak-haknya masing-masing, orang yang berilmu, pemimpin, dan orang tua, mereka semua memiliki hak untuk di hargai dan di hormati.
Adapun anak kecil, orang bodoh, mereka juga memiliki hak untuk di kasihi dan di sayangi dengan lemah lembut, maka bagi orang yang berilmu, pemimpin atau orang tua apabila mereka di dahului oleh orang yang berada di bawah mereka dalam sebuah majlis hendaknya mereka mengalah dan duduk di tempat yang ada, dalam rangka tawadhu' karena Allah dan mencontoh Rasulallah, serta mengasihi orang yang dibawah mereka, dan bagi anak kecil dan orang bodoh hendaknya dia menghormati hak-hak ulama, pemimpin ,dan orang yang lebih tua darinya dan memberikan kepada mereka tempat duduk yang layak bagi mereka.
Dan untuk semua orang yang ada dimajelis agar melapangkan dan melebarkan untuk orang yang masuk belakangan apabila majelis dalam keadaan penuh, agar dadanya tenang karena mendapatkan bagiannya.
Dan bagi orang yang baru datang maka harus diperhatikan bahwa orang yang sudah duduk memiliki hak apabila dia mengetahuai kedatangannya agar dia memuliakannya dan memeluknya, dan apabila ada orang datang sedangkan dia duduk hendaknya dia berdiri dan memberikan tempat duduknya kepada orang yang baru datang.
Berkata Ibnu Abbas semoga Allah meridhai keduanya: "Teman duduk itu mempunyai tiga hak, yaitu saya akan memperhatikannya ketika ia datang ,akan aku luaskan apabila dia duduk, dan akan saya perhatikan apabila dia berbicara".
Dan ketika Sa'ad bin Mu'adz datang kepada Rasulallah Shalalahu 'alaihi wa sallam dan di sisi beliau ada orang Yahudi, orang-orang muhajirin dan anshaar beliau berkata: "Berdirilah kalian kepada tuan kalian"
Sedangkan berdiri untuk mengagungkan orang yang baru datang maka itu adalah perkara yang di haramkan dan itu sama seperti perbuatannya orang yang bodoh dan lemah akal yang dilakukan kepada tokoh-tokoh mereka, apabiala mereka berdiri maka manusia pun berdiri dan apabila mereka duduk manusiapun duduk, dan orang akan bergerak apabila mereka bergerak, dan itu mereka lakukan puluhan kali dalam waktu itu, jika tokohnya sedang bertemu dengan para pembesar, biasanya mereka lakukan dalam sekolah-sekolah atau yang lainnya. Maka kami memohon kepada Allah keselamatan,taufiq dan hidayahnya.
[86]. Ketahuilah berbuat sesuatu yang di larang adalah suatu bentuk kemaksiatan kepada Allah dan kedhaliman pada diri sendiri, adapun orang yang menampakkan perbuatan dosanya dia akan membuat dosa itu menjadi besar, sehingga dia berbuat kajahatan kepada manusia.
Dan orang yang menampakkan perbuatan dosanya maka dia telah mengumpulkan empat kejahatan sekaligus, sebagaimana Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam menghitung orang yang melakukan perbuatan dosa kemudian menceritakannya sama dengan melakukan dosa di depan manusia, yang mana dalam kisahnya tersebut seakan-akan dia melegalkan dosa tersebut dan lalai atas banyaknya kejelekan dimuka bumi ini, dan tidak ada lagi kepedulian untuk menjaga batasan-batasan Allah, melanggar keharamanNya.
Adapun orang yang sembunyi-sembunyi dalam berbuat maksiat, maka hal tersebut menunjukkan bahwa pelakunya masih memiliki rasa malu, sedangkan orang yang mencari pujian dalam perbuatan maksiatnya maka hal itu menunjukkan bahwa dia sudah tidak punya lagi rasa malu, dan telah datang sebuah hadits yang shahih, di mana Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال النبي :ﷺ«إذا لم تتسح فاصنع ما شئت».
"Apabila kamu tidak mempunyai rasa malu maka berbuatlah sesukamu"
Maka barangsiapa sudah tidak lagi punya rasa malu kepada Allah, tidak pula kepada manusia, maka hendaknya dia dinasehati, diberi hukuman, dan ajari dengan adab. Rasulallah 'alaihi wa sallam bersabda:
قال النبي :ﷺ«والذي نفسي بيده لتأمرن بالمعروف ولتنهون عن المنكر ولتأخذن على يد السفيه ولتأطرنه على الحق أطرًا أو ليضربن الله قلوب بعضكم على بعض ويلعنكم كما لعنهم».
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh kalian akan meninggalkan memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran, dan kalian akan berjanji setia kepada orang yang bodoh, dan kalian akan terlempar jauh dari kebenaran, dan Allah akan mencerai beraikan hati-hati kalian dan kemudian kalian saling melaknat satu sama lain".
Dan Sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam ini menafsirkan ayat Allah Ta'ala:
قال الله تعالى: } لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (78) كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ { [سورة المائدة: 78- 79].
"Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan Munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu". (QS al-Maaidah: 78-79).
Dan Allah Ta'ala juga berfirman:
قال الله تعالى :} وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ{ [سورة الأنفال: 25].
"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya". (QS al-Anfaal: 25).
Maka wajib bagi orang yang berbuat maksiat untuk menyembunyikan perbuatannya, lalu hendaknya dia bertaubat kepada Allah secara sembunyi pula dan bagi orang yang melakukan secara terang-terangan hendaknya dia bertaubat secara terbuka pula. Karena barangsiapa yang bertaubat kepada Allah maka Allah akan mengampuninya.
[87]. Mu'alaqah maknanya ialah mengikatnya. Sedangkan makna al-Iqal adalah sebuah tali yang di gunakan untuk mengikat unta peliharaannya.
Adapun yang di maksud dalam hadits ialah bahwa orang yang mengikat hafalan al-Qur'annya dengan terus membacanya maka dia akan menjadi orang yang terus bisa menghafalnya dan selalu mengingatnya, dan apabila dia lalai dari membacanya dan sibuk dengan yang lainya maka dia akan melupakannya, sedangkan orang yang lupa dan lalai dari al Qur'an maka akan berkonsekuwensi untuk berlawanan dengannya bahkan mungkin menentangnya, dan jauh dari berhukum dan beramal dengannya.
Al-Qur'an adalah firman Allah, taliNya yang kuat, maka barang siapa yang berpegang teguh dengannya maka dia akan selamat,d an barang siapa yang melalaikannya maka dia akan binasa dan tersesat.
Kita memohon kepada Allah Ta'ala agar di beri kemudahan dalam membaca al-Qur'an serta mengamalkannya sampai kita bertemu dengannya, sesungguhnya Allah Maha Pemurah dan Maha Memberi, amiin.
[88]. Kebaikan yaitu yang paling bagus, paling mudah, dan paling enak.
[89]. Dari kerja tangannya artinya yaitu dari usaha hasil tangannya sendiri.
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits ini mengabarkan bahwa sebaik-baik makanan yang di dapat seseorang adalah hasil dari usaha tangannya sendiri dengan rizki yang halal, hal itu bisa dengan berdagang, produksi, bertani, membuka perusahaan, atau menjadi kuli. Dan semua itu merupakan perbuatan yang terpuji dan dianjurkan, karena dengan bekerja seseorang akan terjaga kemuliaan dan kehormatannya, seorang pekerja yang bertakwa dia akan di cintai oleh Allah dan juga manusia, adapun pengecut, yang suka menganggur, tidak sengan bekerja, malas, maka dia akan di benci oleh siapapun orangnya. Dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال النبي :ﷺ«لأن يحتطب أحدكم حزمة على ظهره خير له من أن يسأل أحدًا فيعطيه أو يمنعه».
"Sungguh apabila seseorang itu menaruh di atas punggungnya seikat kayu bakar itu lebih baik dari pada dia meminta seseorang kemudian di beri atau di tolak".
Seorang penyair mengatakan:
Tanggalkanlah olehmu sifat rendah
Dan janganlah kamu jadi orang yang suka santai dan suka tidur
Karena kebebasan dan kehormatan tidaklah di dapat hanya dengan tidur
Karena sesungguhnya keinginanmu tidak akan mendatangimu hanya karena angan-angan
Dan kamu tidak sampai kepada ketinggian tanpa kemulian
[90]. Tidak peduli sama dengan tidak mencari dan tidak berusaha.
Di dalam hadits ini Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan kepada kita dengan sesuatu yang akan terjadi dimasa yang akan datang, dan ini termasuk dalam kawasan ilmunya Allah, yang menunjukan pada kita akan kebenaran kenabian Beliau, tingginya kedudukan beliau serta risalah yang dibawanya.
Sedangkan zaman yang di isyaratkan oleh Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam, bisa jadi maknanya pada zaman yang penuh dengan kesulitan, paceklik, sehingga memaksa manusia untuk tidak bisa berhati-hati untuk mencari usaha yang halal serta sesuap nasi yang halal.
Atau kemungkinan yang lain, pada suatu zaman yang di situ manusia saling berlomba-lomba, saling membanggakan dengan harta benda yang dimilikinya dikarenakan sedikitnya iman dan beragama, sehingga menjadikan setiap orang melihat orang yang berada di atasnya, kemudian setelah itu dia berusaha mengerahkan semua kemampuannya untuk mendapatkan dan menyamainya dengan segala cara yang ia dapati.
Dan makna yang kedua inilah yang paling sesuai dengan maksud hadits, untuk memperoleh sebagian harta, baik dalam transaksi jual beli, seperti jual beli tanpa ada barang atau tanpa dipegang terlebih dahulu, tidak pula dihitung. Atau dengan cara menampilkan barang yang lebih bagus dan menyembunyikan yang jelek dibawah supaya harganya bisa terkerek naik.
Demikian pula masuk dalam hal ini adalah muamalah yang ada pada Bank-bank dengan para pemilik uang, yang mana mereka menitipkan uang pada bank, lantas mereka meminjam dari bank dengan cara kontan. Sedangkan pihak bank memberi pinjaman dengan bunga tertentu selama satu tahun, selagi uang masih ditangan peminjam. Yang demikian itu dengan cara pihak bank memegang akta rumah atau yang lainnya sebagai barang jaminan.
Begitulah, akhirnya si miskin menyerahkannya, bila ada kesempatan orang yang mau melakukan transaksi seperti ini. kalaulah sekiranya bukan bencana yang sudah membudi daya ditengah-tengah masyarakat, maka sudah cukup sebagai penafsiran kandungan hadits ini wallahu 'alam.
[91]. Maksudnya akan saya jelaskan letak cacatnya jika ada.
[92]. Gunakanlah maksudnya pakailah dia.
Seperti inilah muamalah orang-orang yang jujur, memenuhi janji dan amanah. Mereka selalu berhenti, dan berusaha untuk tidak menerjang batasan-batasan Allah, apabila mereka mengalami perselisihan dalam masalah dunia, maka mereka tidak memandang seperti pandangan orang yang tidak memiliki ilmu dan wara'. Yang menyangka bahwa orang yang menjelaskan cacatnya sebuah barang dagangan akan membikinnya menjadi rugi.
Adapu seorang mukmin yang merasa takut kepada Allah, maka dia akan selalu berusaha jangan sampai ada kekurangan dalam masalah agamanya. Walaupun yang demikian itu akan mengantarkan dirinya pada kekurangan dari sisi dunia, karena penipuan adalah sesuatu yang telah di haramkan, sebagaimana telah datang dalam sebuah hadits shahih yang menjelaskan hal itu, Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال النبي ﷺ : «من غشنا فليس منا».
"Barang siapa yang menipu maka dia bukan termasuk dari kami"
Dan di dalam hadits ini menunjukkan akan di haramkannya menjual barang dagangan yang memiliki kecacatan apabila tidak di jelaskan sisi cacatnya, sebagaimana hadits ini juga menunjukkan bahwa apabila dia mengetahui cacatnya kemudian dia tidak menjelaskannya kepada pembeli maka dia juga berdosa, walaupun barang itu bukan miliknya, dari sini di fahami bahwasanya dia boleh mengembalikan barang kepada penjual apabila nampak jelas kecacatannya -waallahu a'laam-.
[93]. Orang munafiq yang terpelajar adalah penyakit bagi agama dan lingkungan, karena dengan kepandaian ilmu dan kepiawaiannya dia akan mampu merubah dan merancukan kebenaran dan membalik kenyataan.
Sedangkan di dalam al-Qura'an Allah telah menjelaskan dan membeberkan sifst-sifat orang munafiq, sehingga tak ada lagi penghalang dalam hal ini, Allah berfirman:
قال الله تعالى : }وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ{ [سورة المنافقون: 4].
"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. dan jika mereka berkata kamu mendengarkan Perkataan mereka. mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar,mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. mereka Itulah musuh (yang sebenarnya) Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?". (QS al-Munaafiquun: 4).
Serta ayat sebelum dan sesudahnya, demikian juga dalam awal-awal surat al-Baqarah, mulai dari firmanNya:
قال الله تعالى: } وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ ٨ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ ٩ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٞ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضٗاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ ١٠ وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ قَالُوٓاْ إِنَّمَا نَحۡنُ مُصۡلِحُونَ { [سورة البقرة 8-11].
"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." (QS al-Baqarah: 8-11).
Dan juga firmanNya dalam surat at-Taubah 73, dan ayat yang lainnya. Maka bagi siapa saja yang memperhatikan ayat-ayat di atas, akan jelas baginya bahwa kebanyakan orang yang mengaku Islam, yang menyeru pada perbaikan atas nama politik dan budaya. Maka kemulian hanya bagi orang yang berbicara kebenaran diatas ilmu dan petunjuk.
[94]. Mewakilkan maknanya yaitu membiayai orang yang akan pergi berjihad, dan jihad adalah termasuk syari'at yang agung, dan sudah lewat penjelasannya akan hal ini pada bab yang ke 29. Dan hadits ini menunjukkan atas keutamaan jihad yang ikhlas di jalan Allah, dan kedudukannya yang tinggi pada agama Islam.
[95]. Maksudnya ialah melakukan penjagaan diperbatasan negeri Islam dan kafir untuk menjaga dan melindungi kaum muslimin.
[96]. Tongkat yang sangat kecil dan tipis.
[97]. Berangkat jihad pada akhir siang.
[98]. Berangkat jihad pada permulaan siang
Dalam hadits ini Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan tentang keutamaan menjaga perbatasan kaum muslimin dijalan Allah yang dinyatakan sebagai amalan yang lebih utama dari dunia dan isinya, dari nikmat dan kesenangannya. sebagaimana juga dalam hadits ini beliau mengabarkan bahwa tempatnya tongkat penduduk surga itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya.
Ini akhir dari catatan kaki, wallau 'alam, dan segala puji bagi Allah atas segala limpahan nikmatNya, sehingga bisa sempurna amalan ini.