×
Pertanyaan yang dijawab oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin –rahimahullah- yang berbunyi: “Apakah hikmah adanya malaikat pencatat amal baik dan buruk, padahal Allah Shubhanahu wa ta’alla mengetahui segala sesuatu?”.

    Hikmah Adanya Malaikat Pencatat

    Amal Baik Dan Buruk

    ]Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي

    Penyusun: Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin

    Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali

    Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

    2011 - 1432

    ﴿ الحكمة من إيجاد الملائكة الكرام الكاتبين ﴾

    « باللغة الإندونيسية »

    إفتاء: الشيخ محمد بن صالح العثيمين

    ترجمة: محمد إقبال أحمد غزالي

    مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو

    2011 - 1432

    بسم الله الرحمن الرحيم

    Hikmah Adanya Malaikat Pencatat Amal Baik Dan Buruk

    Pertanyaan: Apakah hikmah adanya malaikat pencatat amal baik dan buruk, padahal Allah Subhanahu wa ta’ala mengetahui segala sesuatu?

    Jawaban: Kami katakan dalam perkara-perkara seperti ini bahwa terkadang kita mendapatkan hikmahnya dan terkadang kita tidak mendapatkannya. Sesungguhnya kebanyakan dari berbagai perkara tidak kita ketahui hikmahnya, firman Allah Subhanahu wa ta’ala:

    قال الله تعالى: ﴿وَيَسۡئلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنۡ أَمۡرِ رَبِّي وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلۡعِلۡمِ إِلَّا قَلِيلٗا ٨٥﴾ [سورة الإسراء: 85]

    Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah:"Roh itu termasuk urusan Rabb-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-Isra`:85)

    Sesungguhnya makhluk-makhluk ini, jika ada yang bertanya: apakah hikmahnya ?, Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan unta bentuknya seperti ini, menjadikan kuda bentuknya seperti ini, menciptakan keledai bentuknya seperti ini, menjadikan manusia bentuknya seperti ini, dan semisal yang demikian itu? Jika kita ditanya tentang hikmah perkara-perkara ini niscaya kita tidak mengetahuinya. Jikalau kita ditanya: apakah hikmahnya, Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan shalat Dzuhur empat rekaat, Ashar empat rekaat, Maghrib tiga rekaat, Isya empat rekaat, dan semisal yang demikian itu? Niscaya kita tidak mampu untuk mengetahui hikmah yang demikian itu. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar perkara alam semesta dan perkara syara’, hikmahnya tidak kita ketahui. Apabila demikian adanya, kita katakan: sesungguhnya sentuhan kita pada sebagian makhluk atau yang disyari’atkan: jika Allah Subhanahu wa ta’ala memberi karunia kepada kita untuk bisa sampai kepadanya, maka itu adalah tambahan karunia, kebaikan dan ilmu, dan jika kita tidak sampai kepadanya maka hal itu tidak mengurangi sesuatu pun dari kita.

    Kemudian kita kembali kepada jawaban pertanyaan: apakah hikmahnya Allah Subhanahu wa ta’ala mewakilkan kepada kita malaikat pencatat amal ibadah yang mengetahui apa yang kita lakukan?

    Hikmahnya adalah bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala mengatur segala sesuatu, menentukan dan menetapkannya dengan kokoh. Sehingga Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan terhadap perbuatan manusia dan ucapan mereka para malaikat yang diwakilkan dengannya, yang mencatat apa yang mereka lakukan, padahal Allah Subhanahu wa ta’ala mengetahui apa yang mereka lakukan sebelum mereka melakukannya. Akan tetapi semua ini untuk menjelaskan kesempurnaan perhatian Allah Subhanahu wa ta’ala terhadap manusia dan kesempurnaan pemeliharaan Allah Subhanahu wa ta’ala. Dan sesungguhnya alam semesta ini tertata dengan baik dan teratur dengan mantap. Dan Allah Subhanahu wa ta’ala Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

    Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin – Fatawa Aqidah hal 347-349.