Full Description
Hakikat Jin, Pengaruh Dan Cara Pengobatan Kesurupan
﴿ حقيقة الجن وتأثيرهم وعلاج ذلك ﴾
] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
-rahimahullah-
Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
2010 - 1431
﴿ حقيقة الجن وتأثيرهم وعلاج ذلك ﴾
« باللغة الإندونيسية »
الشيخ محمد بن صالح العثيمين
رحمه الله
ترجمة: محمد إقبال أحمد غزالي
مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو
2010 - 1431
بسم الله الرحمن الرحيم
Hakikat Jin, Pengaruh Dan Cara Pengobatan Kesurupan
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
rahimahullah
Pertanyaan: Apakah hakikat jin itu? Apakah mereka bisa memberi pengaruh? Apakah obatnya?
Jawaban: Adapun hakikat jin, hanya Allah Ta'ala yang mengetahuinya, namun kita mengetahui bahwa jin memiliki bentuk tubuh sebenarnya. Mereka diciptakan dari api. Mereka makan, minum, dan kawin serta memiliki keturunan, sebagaimana firman Allah swt:
أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ
Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu. (QS. al-Kahf:50)
Mereka diberi taklif (tugas) untuk beribadah. Nabi saw diutus kepada mereka, mereka hadir dan mendengarkan al-Qur`an, sebagaimana firman Allah swt:
قُلْ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْءَانًا عَجَبًا . يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَئَامَنَّا بِهِ وَلَن نُّشْرِكَ بِرَبِّنَآ أَحَدًا
Katakanlah (hai Muhammad):"Telah diwahyukan kepadaku bahwasannya: sekumpulan jin telah mendengarkan (al-Qur'an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan al-Qur'an yang menakjubkan, * (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun dengan Rabb kami, (QS. al-Jinn:1-2)
Sebagaimana firman Allah swt:
وَإِذْ صَرَفْنَآ إِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْءَانَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنصِتُوا فَلَمَّا قُضِىَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِم مُّنذِرِينَ . قَالُوا يَاقَوْمَنَآ إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنزِلَ مِن بَعْدِ مُوسَى مُصَدِّقًا لِّمَابَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى طَرِيقٍ مُّسْتَقِيمٍ
Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan al-Qur'an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata:"Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)".Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. * Mereka berkata:"Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al-Qur'an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. (QS. al-Ahqaf:29-30)
Diriwayatkan dari Nabi saw bahwa beliau bersabda kepada jin yang datang kepada beliau dan meminta bekal:
لَكُمْ كُلُّ عَظْمٍ ذُكِرَ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ يَقَعُ فِى أَيْدِيْكُمْ أَوْفَرَ مَا يَكُوْنُ لَحْمًا
"Untukmu setiap tulang yang disebut nama Allah swt atasnya yang terjatuh di tanganmu, lebih beruntung yang ada daging."[1]
Mereka –maksud saya bangsa jin- makan bersama manusia apabila ia makan dan tidak menyebut nama Allah Ta'ala terhadap makanannya. Karena alasan inilah membaca bismillah saat makan hukumnya wajib, demikian pula minum sebagaimana Nabi saw menyuruh hal itu.[2]
Atas dasar itu, sesungguhnya jin itu benar-benar ada dan merupakan kenyataan. Mengingkari keberadaan mereka berarti mendustakan al-Qur`an dan kufur kepada Allah swt. Mereka diperintah dan dilarang, dan yang kafir masuk neraka, sebagaimana firman Allah swt:
قَالَ ادْخُلُوا فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِكُم مِّنَ الْجِنِّ وَاْلإِنسِ فِي النَّارِ كُلَّمَا دَخَلَتْ أُمَّةٌ لَّعَنَتْ أُخْتَهَا
Allah berfirman:"Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk (kedalam neraka), dia mengutuk kawannya (yang menyesatkannya);. (QS.al-A'raaf:38)
Dan yang beriman dari mereka masuk ke dalam surga, firman Allah swt:
وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ {46} فَبِأَيِّ ءَالآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ {47} ذَوَاتَآ أَفْنَانٍ {48} فَبِأَيِّ ءَالآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ {49}
Dan bagi orang yang takut saat menghadap Rabbnya ada dua surga. * Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan * kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. * Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan (QS. ar-Rahman:46-49)
Khithab (pembicaraan) ditujukan kepada bangsa jin dan manusia. berdasarkan karena firman Allah swt:
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَاْلإِنسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ ءَايَاتِي وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَآءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا شَهِدْنَا عَلَى أَنفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ
Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini Mereka berkata:"Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. (QS. al-An'am:130)
Dan dalil-dalil lainnya yang menunjukkan bahwa mereka adalah mukallaf: masuk surga bila beriman dan masuk neraka bila tidak beriman.
Adapun pengaruh mereka terhadap manusia, maka itupun bisa terjadi pula. Mereka bisa memberi pengaruh kepada manusia: bisa jadi masuk ke dalam tubuh manusia, lalu merasuk dan menyakiti. Bisa jadi memberi pengaruh kepadanya dengan cara menakut-nakuti dan semisal yang demikian itu.
Dan mengobati dari pengaruh mereka adalah dengan wirid yang disyari'atkan: seperti membaca ayat Kursi (al-Baqarah: 255). Maka sesungguhnya 'Barangsiapa yang membaca ayat Kursi di malam hari, niscaya ia mendapat pemeliharaan Allah swt dan syetan tidak bisa mendekatinya hingga pagi hari."[3]
Syaikh Ibn al-Utsaimin –Fatawa Pengobatan dengan al-Qur`an dan sunnah – ruqyah dan yang terkait hal 67-69.
295. Hukum Masuknya Jin Ke Dalam Tubuh Manusia
Pertanyaan: Apakah ada dalilnya bahwa jin bisa masuk ke dalam tubuh manusia?
Jawaban: ya, ada dalilnya dari al-Qur`an dan sunnah yang menunjukkan bahwa jin bisa merasuki manusia. Dari al-Qur`an, firman Allah swt:
الَّذِينَ يَأْكُلوُنَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. (QS. al-Baqarah:275)
Ibnu Katsir rahimahullah[4] berkata: Mereka bangkit dari kubur di hari kiamat seperti orang gila saat gilanya dan syetan merasukinya.
Adapun dari sunnah, sabda Rasulullah saw:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
'Sesungguhnya syetan mengalir dari anak cucu Adam (manusia) seperti aliran darah.'[5]
Al-Asy'ari berkata dalam 'Maqalatu Ahlis Sunnah wal Jama'ah'[6]: 'Sesungguhnya Ahlus Sunnah wal Jama'ah berkata, 'Sesungguhnya jin bisa masuk di tubuh orang yang kerasukan', dan ia mengambil dalil dengan ayat di atas.
Abdullah bin Imam Ahmad berkata: 'Aku berkata kepada bapakku, ''Sesungguhnya suatu kaum menyangka bahwa jin tidak bisa masuk ke dalam tubuh manusia.' Imam Ahmad menjawab, 'Wahai anakku, mereka bohong, ia ini berbicara di atas lisannya.'[7]
Dan disebutkan dalam hadits-hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan imam Ahmad dan al-Baihaqi, bahwa seorang anak laki-laki yang gila dibawa (kepada Nabi saw), lalu Nabi saw berkata:
اخْرُجْ عَدُوَّ اللهِ, أَنَا رَسُوْلُ اللهِ
'Keluarlah wahai musuh Allah, Aku adalah Rasulullah (utusan Allah swt).'[8] Maka sembuhlah anak itu.
Maka engkau melihat bahwa dalam masalah ini ada dalil dari al-Qur`an dan dua dalil dari sunnah, dan sesungguhnya ia adalah pendapat Ahlus Sunnah dan para imam salaf, sementara realita membuktikan hal itu. Kendati demikian, kita tidak mengingkari bahwa gila disebabkan yang lain: berupa ketegangan urat saraf dan gangguan otak serta penyebab lainnya.
Syaikh Ibn al-Utsaimin – al-Fatawa Ijtima'iyah 4/67-68.
[1] Muslim 450
[2] Sebagaimana sabda Nabi saw kepada Umar bin Abu Salamah rad: 'Wahai ghulam, bacalah bismillah...'HR. al-Bukhari 5376 dan Muslim 2022.
[3] Al-Bukhari 2311, 2375
[4] Ibnu Katsir 1/327
[5] Al-Bukhari 7171 dan Muslim 2175.
[6] Yang dikenal dengan nama 'Maqalatuh islamiyyin'.
[7] Lihat: Majmu' Fatawa, karya Ibnu Taimiyah 19/12.
[8] Ahmad 4/171-172, ath-Thabrani dalam al-Kabir 22/264 (679), al-Hakim 2/617-618 (4232) dan ia berkata: Shahih isnad dan disetujui oleh adz-Dzahabi. Lihat: Majma' az-Zawaid 9/6.